Konflik Internal di Myanmar, Presiden Jokowi Siap Bicara Dengan Junta Militer Myanmar

- Jumat, 12 Mei 2023 | 16:36 WIB
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers di Labuan Bajo usai KTT ASEAN 2033.  (Setpres RI.)
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers di Labuan Bajo usai KTT ASEAN 2033. (Setpres RI.)

LABUAN BAJO, VICTORYNEWS- Pemerintah Indonesia siap membangun komunikasi dengan Junta Militer Myanmar untuk membahas konflik internal yang selama ini terjadi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat konferensi pers di Labuan Bajo, Kamis, (11/5/2023) siang.

Menurut Presiden Jokowi, melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan terhadap konflik yang terjadi di Myanmar.

Baca Juga: KTT ASEAN 2023 Selesai, Hasilnya Fokus Lindungi Korban Perdagangan Manusia Hingga Jaga Stabilitas Ekonomi

"Indonesia siap berbicara dengan siapapun termasuk dengan Junta Myanmar dengan seluruh stakeholder di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan, " ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa upaya komunikasi yang dilakukan Indonesia dengan Junta Militer merupakan salah satu poin dari kesepakatan KTT ASEAN.

Presiden Jokowi menuturkan bahwa negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak memberikan toleransi terhadap pencederaan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Juga: PDIP Kota Kupang Target Raih 8 Kursi di DPRD Kota Kupang

Tidak hanya itu, kata Presiden Jokowi, ASEAN juga sepakat untuk terlibat dengan semua pemangku kepentingan sesuai dengan mandat "Lima Poin Kesepakatan".

"Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga menyebut bahwa Indonesia membuka peluang komunikasi dengan siapa pun dalam rangka kepentingan kemanusiaan.

Baca Juga: KESEPIAN! Pisces Butuh Sosok Pendamping Perhatian

Meski demikian, Presiden menegaskan bahwa melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan karena kesatuan ASEAN merupakan yang utama agar tidak mudah dipecah-belah oleh pihak lain.

"Saya yakin tidak satu pun negara ASEAN menginginkan hal tersebut. Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar. Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi," tegas Presiden.***

Halaman:

Editor: Polce Siga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ada 'Komodo' di Australia? Ini Faktanya!

Sabtu, 13 Mei 2023 | 16:04 WIB
X