TALIBAN VICTORY NEWS-Gempa yang terjadi di Afganistan menewaskan 1.000 orang. Kini Taliban kesulitan untuk mengatasi dampak gempa tersebut.
Kesulitan Taliban dalam menganggulangi dampak gempa itu disampaikan Wakil Menteri Negara Bagian Afghanistan, Sharafuddin Muslim pada Kamis 23 Juni 2022.
"Ketika insiden besar seperti itu terjadi di negara mana pun, ada kebutuhan untuk bantuan dari negara lain. Sangat sulit bagi kami untuk menanggulangi insiden besar ini," kata dia dilansir victorynews.id dari pikiran rakyat.com dengan judul Taliban Tak Punya Pilihan, Minta Bantuan Internasional untuk Tangani Gempa Afghanistan.
Baca Juga: Pengawasan Ketahanan Pangan Utamakan Pencegahan
Muslim mengatakan bahwa ada kekhawatiran upaya penyelamatan dan bantuan bisa menjadi rumit karena kurangnya pemerintahan formal di bawah Taliban dan tidak ada pengakuan resmi dari Barat.
Sementara itu, kepala kementerian bencana alam Taliban Mohammad Nassim Haqqani mengatakan sebagian besar korban tewas berada di Paktika.
Pejabat senior Taliban lainnya, Abdul Qahar Balkhi, mengatakan pemerintahnya secara finansial tidak dapat membantu rakyat sejauh yang dibutuhkan.
"Bantuan perlu ditingkatkan ke level yang lebih besar karena ini adalah gempa bumi dahsyat yang belum pernah dialami dalam beberapa dekade," katanya.
Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter menghancurkan rumah-rumah di provinsi Paktika pada Rabu, 22 Juni 2022.
Baca Juga: PSSI Gandeng LaLiga Kembangkan Sepak Bola Indonesia
Artikel Terkait
Februari 2022, Ada 668 Kali Gempa di NTT, Terbanyak di Ruteng
Gempa Berkekuatan 2,9 Magnitudo Guncang Manggarai
Ilmuwan Deteksi Terjadi Fenomena Gempa Matahari
Gempa Tektonik Berkekuatan 4.4 Magnitudo Guncang Malaka
Sikapi Patahan Klaotoa, BPBD NTT Susun Rencana Kontingensi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami
BMKG Ingin Tanpa Korban Jiwa dan Kerusakan Jika Terjadi Gempa dan Tsunami