KUPANG,VICTORYNEWS-Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Frederich Koli menyebutkan, tahun akan mengembangkan program TJPS dan Kelor melalui pola kemitraan dengan perbankan dan off taker.
Lecky Frederich Koli menyampaikan ini, saat dikonfirmasi Victorynews, Sabtu (8/1/2022) siang.
Lecky menyebutkan pola kemitraan ini berupa penyiapan lahan 60.000 hektare. Dari lahan tersebut baru ditanami 150 hektare, karena belum banyak penyaluran dari dana KUR.
Baca Juga: Jembatan Putus akibat Seroja, Warga Kupang Ganti dengan Sebatang Pohon 'Sepe'
"Saat ini teman-teman di lapangan masih persiapan untuk di bulan Agustus-September sekitar 3000 atau 4000 hektar sedangkan sisanya sekitar 50.000 hektare itu akan kita kerjakan di musim tanam satu, Oktober-Maret," ujarnya.
Dijelaskannya, Pembiayaan dari off taker untuk tanaman jagung melalui pola kemitraan ini rata-rata 1 hektare sekitar Rp10 juta dengan rincian untuk biaya sarana produksi Rp 6 juta dan biaya kerja Rp4 juta.
"Jadi petani dalam bekerja jagung itu tidak perlu mencari uang di luar dari desanya tetapi ada fasilitas pembiayaan yang sudah disiapkan, paling tidak setiap bulan petani punya stok kebutuhan dalam rumah tangga itu 100 kilogram dengan bantuan tenaga kerja yang kita siapkan. Misalnya dipanen 7 ton dengan harga per kilogram Rp4000 maka didapatkan Rp28 juta. Dari hasil tersebut akan dipotong biaya produksi Rp10 juta (Off taker) dan sisa Rp18 juta dapat digunakan untuk membeli ternak," jelasnya.
Baca Juga: Pemda di Pulau Timor Apresiasi Vaksinasi Gratis yang Digagas Yesi Liyanto
Pola kemitraan ini di luar dari APBD tahun 2022, karena dibiayai perbankan dan off taker-off taker yang telah diputuskan bersama.
"Saat ini mereka sedang bekerja dilapangan," sebutnya.
Artikel Terkait
Hasil Produksi Meningkat, Program TJPS Target Jangkau 22 Kabupaten/Kota
Mahasiswa Undana Terlibat dalam Program TJPS