KUPANG, VICTORY NEWS-Hasil tangkapan Nelayan di TPI Oeba, Kota Kupang, NTT, mengalami penurunan drastis.
Hal ini dipicu cuaca buruk dalam sepekan terakhir yang terjadi di wilayah perairan Kota Kupang.
Kepada Victorynews.id, Sabtu (26/2/2022) Mockrianus Lay, salah satu Nelayan dan juga pemilik kapal mengungkapkan, hasil tangkapan turun drastis bahkan para pekerjanya enggan melaut.
Baca Juga: Ini Alasan Fraksi Hanura DPRD NTT Terima PPP
"Biasanya itu dalam sehari melaut bisa mendapatkan 2-5 ton tangkapan ikan. Namun saat ini hanya dapat 300-400 kilogram," ujarnya.
Menurutnya, ini dipicu angin kencang di tengah laut, sehingga para pekerja yang sedang melaut harus kembali ke pelabuhan ikan.
"Mereka masih trauma dengan badai seroja, itu yang membuat mereka harus kembali dengan tangkapan seadanya," ungkap Mockrianus.
Baca Juga: Tanpa Dibayar, Pria di Manggarai Ini Potong dan Pindahkan Pohon Tumbang di Jalan
Aktivitas penangkapan ikan, Kata Mockrianus, dilakukan menggunakan kapal Lampara sehingga harus bermalam.
"Jadi mereka keluar siang maupun malam, keesokan harinya baru masuk membawa tangkapan," katanya.
Ralam penangkapan ikan, kata dia, juga dibekali dengan aplikasi cuaca BMKG Maritim.
"Saya pantau mereka menggunakan aplikasi BMKG, jika sewaktu-waktu ada peringatan cuaca buruk saya langsung menghubungi untuk mereka kembali jangan memaksakan diri," pungkasnya.
Baca Juga: Muscab Peradi Kota Kupang Tunggu Petunjuk DPN Peradi
Meskipun penangkapan mengalami penurunan, Namun harga ikan tidak dinaikkan secara signifikan.
"Biasanya dijual per kilogram dan ember. Tangkapan turun seperti ini dijual Rp20.000 per kilogram kalau tangkapan banyak biasanya Rp15.000," ungkap Anggota DPRD Kota Kupang ini.***
Artikel Terkait
Berpatroli dengan Perahu Nelayan, Pol Air SBD Bidik Aksi Pemboman Ikan
Naik 50 Persen, Tiga Ekor Ikan Kombong Rp 20 Ribu
Naas, Niat Membeli Ikan Pakai Kapal Motor, Dua Orang Tewas Tenggelam di Manggarai Barat
Bupati Rote Ndao Ingatkan Nelayan Jangan Jual Perahu dan Ketinting Bantuan Pemerintah
Ingin Jembatani Petani dan Nelayan Dengan Akses Pasar, Forkoma Segera Bentuk Badan Usaha