KUPANG, VICTORYNEWS - Sebanyak 930 produk lokal NTT bisa ditemukan di Exotic Tenun Fest (ETF) 2022 yang digelar Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT.
Sebanyak 62 UMKM menawarkan 930 produknya secara langsung selama tiga hari ke depan dalam rangkaian Exotic Tenun Fest.
ETF ini berlangsung di di venue Lippo Plaza Kupang yang dimulai pada Jumat (12/8/2022) sampai Minggu (14/8/2022).
Kepala Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, mengungkapkan targetnya naik 10 hingga 15 persen dari target tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,4 miliar.
Baca Juga: Bharada E Cabut Surat Kuasa untuk Pengacaranya Deolipa Yumara? Ini Faktanya!
Nyoman mengatakan, kegiatan ini untuk meningkatkan daya jual UMKM tenun dan berbagai produk lainnya.
"Kali ini dengan 62 UMKM yang telah melalui proses akurasi oleh e-catalog dengan jumlah produk 930 produk," ungkap Nyoman.
Stimulasi ekonomi ini perlu dilakukan setelah pandemi Covid-19 mereda sehingga dapat mendorong UMKM tenun mengikuti permintaan pasar luas.
Potensi pasar tenun memang belum sepenuhnya digali, lanjut Nyoman, apalagi pemulihan ekonomi masih dilanjutkan di tengah membaiknya ekonomi dan jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.
Baca Juga: Ketua DPC Partai Demokrat Manggarai Timur Ingatkan Kadernya Jangan Malu-malu Akui Sebagai Kader
Akselerasi UMKM tenun NTT dengan ETF juga mendukung program nasional Bank Indonesia yaitu Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang diselenggarakan tahun lalu di Labuan Bajo.
Tujuan ETF ini juga agar masyarakat luas lebih mencintai penggunaan produk tenun, meningkatkan kesadaran masyarakat akan makna tenun, mendorong pemulihan ekonomi dan digitalisasi promosi dan business matching.

"Terkhusus meningkatkan daya jual UMKM tenun," sebutnya lagi.
Artikel Terkait
Kinerja Ekonomi NTT Triwulan Pertama 2022 Melambat, Ini Penjelasan Bank Indonesia
Bank Indonesia Perkirakan Lapangan Usaha Pertanian NTT Tumbuh pada Triwulan II
Bank Indonesia Gelar Pre-Event Exotic Tenun Fest Tahun 2022
Ada Dua Strategi Bank Indonesia Hadapi Inflasi, Masyarakat Diminta Tidak Panik
Inflasi Tinggi, Bank Indonesia: Hati-Hati! Pangan NTT Terlalu Bergantung pada Provinsi Lain