KUPANG, VICTORYNEWS-PLN UIW NTT melalui bantuan program Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) juga memberikan bantuan bibit tanaman produksi biomassa co-firing dan peralatan pengolah lahan energi, bantuan mesin pencacah dan konservasi satwa di kawasan ekowisata hutan energi di Desa Oetuke TTS.
Penyerahan TJSL di Desa Oetuke ini berupa 40.000 anakan lamtoro, ternak sapi sebanyak 25 ekor, 1 buah mesin cacah kapasitas produksi 3-4 ton per jam, yang disaksikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat termasuk Direktur PT Timor Bio Energy sebagai pionir industri woodchip di Oetuke.
Desa Oetuke, Kecamatan Kolbano, Kabupaten TTS sendiri menjadi desa model untuk pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu untuk kebutuhan biomasa cofiring PLTU Bolok di Pulau Timor, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Tekan Laju Kematian Ibu dan Anak, Bupati Alor Bentuk Tim AMP-SR
Desa Oetuke dipilih menjadi pilot project desa cofiring dan sebagai pusat pegembangan hutan energi sebagai bahan baku cofiring karena memiliki topografi yang strategis. Daerah berbukit seluas 150 hektar dipenuhi dengan tanaman liar khususnya lamtoro dan gamal.
General Manager PLN UIW NTT Fintje Lumembang, Rabu (23/11/2022) mengatakan kegiatan tersebut menjadi bukti Pulau Timor menjadi Biomass Island.
“Untuk pembangunan tempat pengolahan woodchip, PLN telah menyediakan lsitrik sebesar 197 kVA. Ini berarti PLN siap mendukung pertumbuhan industri bukan hanya di kota tapi juga di desa. Kami berharap industri lainnya dapat bertumbuh di Oetuke dan desa-desa lainnya di NTT,” imbuhnya.
Baca Juga: Carlo Ancelotti Terus Pantau Performa Mantan Pemainnya di Piala Dunia 2022 Qatar
Lamtoro sendi mempunyai nilai kalori kurang lebih 3.900 kkal/kg yang cukup untuk dijadikan bahan baku cofiring yang efisien.
Salah satu mata pencaharian penduduk yaitu beternak dimana ternak diberikan makanan memanfaatkan daun dan ranting pohon lamtoro yang ada.
Hal ini menjadi pendukung penyediaan sapi sebagai bagian dari program pengembangan hutan energi di Desa Oetuke.
Baca Juga: WADUH! Uang Hasil Calo Penerima Bintara Polri di Rote Ndao Capai Rp2 Miliar
Daun menjadi pakan ternak sapi, ranting dan batang pohon dicacah menjadi woodchip untuk bahan baku cofiring sehingga bukan saja bahan baku cofiring tersedia secara berkelanjutan akan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Oetuke.
Rektor Undana, Maxs U. E. Sanam, secara terpisah mengapresiasi peran desa dalam pengembangan energi suplai biomassa dari lamtoro.
"Tanggung jawab Undana sendiri seperti adanya penggunaan pupuk dan sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat seperti acara hari ini," paparnya.***
Artikel Terkait
Ruang Praktik Teknik Energi Terbarukan SMKN 5 Kupang Diresmikan
Gubernur VBL dan Wakil Dubes Swedia Bahas Potensi Energi Terbarukan di NTT
Dukung Energi Terbarukan, PLN Mulai Siapkan Lahan PLTP Mataloko
Hipmi NTT Harus Kembangkan Pariwisata, Energi Terbarukan dan Kelor di NTT
Gubernur NTT Ajak Masyarakat Budi Daya Lamtoro dan Gamal untuk Energi Baru Terbarukan