KUPANG, VICTORYNEWS - Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI) melalui Kantor Wilayah DJPb Provinsi NTT menyebutkan isu resesi tahun 2023 tidak berdampak untuk Indonesia bahkan Provinsi NTT.
Kemenku RI melalui Kepala Kanwil DJPb Provinsi NTT Catur Ariyanto Widodo kepada Victorynews.id, Rabu (7/12/2022) menjelaskan jika melihat kondisi global bahwa perekonomian masih diwarnai volatilitas yang terutama dipicu dari berbagai hal yang terjadi di level internasional.
Kemenkeu RI melihat hal itu dipicu perang kemudian ada juga yang terkait dengan kenaikan harga komoditas pangan dan energi.
Baca Juga: Dirut Bank NTT: Kami Siap Hadapi Resesi 2023
Namun kata dia, jika dilihat di dalam kondisi nasionalnya harus yakin bahwa pemerintah pasti menjaga kondisi di internasional agar tidak terjadi di tingkat nasional.
"Inilah yang kemudian kita lihat dari kinerja yang ada di tingkat nasional, jadi dari sisi kinerja perdagangannya utamanya kita masih menunjukkan surplus yang cukup tinggi kemudian kita masih menjaga tumbuh pada level 5,3 persen," jelas Catur.
Dengan demikian, secara nasional kalau dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia pertumbuhan ini relatif cukup bagus.
"Istilah ekonominya cukup berubah jadi dari sisi pertumbuhan kita cukup bagus," katanya.
Baca Juga: KREATIF! Dosen di Jambi Buat Teh dari Bunga Telang, Berkhasiat Melawan Racun Dalam Tubuh
Kemudian lanjut Catur, jika melihat tekanan inflasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia yang juga cukup intens untuk mengatasi dampak inflasi.
Artikel Terkait
Dirut Bank NTT: Kami Siap Hadapi Resesi 2023