KUPANG, VICTORYNEWS - Minuman beralkohol menyumbang deflasi atau penurunan harga terendah sebesar 0,67 persen berdasarkan perhitungan tahun ke tahun di NTT.
Begitu pula minyak goreng yang mana tahun ini dominan menjadi komoditas penyumbang deflasi di NTT pada Desember 2022 ini.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan bulan ke bulan atau year on year (yoy) dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT mengenai pembentukan inflasi gabungan di NTT pada Desember 2022.
Baca Juga: Lampaui Target, Ini Capaian Realisasi Bea Cukai di NTT Tahun 2022
Kepala BPS NTT Matamira B Kale menyebut dua komoditas ini masuk dalam subkelompok dari kelompok makanan sebagai penyumbang terbesar terbentuknya inflasi di NTT.
Kelompok makanan ini pada Desember 2022 mengalami inflasi tahun ke tahun sebesar 7,52 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,21 pada Desember 2021 menjadi 116,34 pada Desember 2022.
Sub kelompok yang mengalami inflasi tahun ke tahun tertinggi, lanjut dia, yaitu subkelompok tembakau sebesar 5,23 persen dan terendah yaitu subkelompok minuman beralkohol yang mengalami deflasi tahun ke tahun sebesar 0,67 persen.
"Kelompok ini pada Desember 2022 memberikan andil atau sumbangan inflasi year on year (yoy) sebesar 2,51 persen," sebut Kepala BPS NTT Matamira B Kale dalam rilisnya Senin (2/1/2023).
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi year on year, rincinya, yaitu ikan kembung sebesar 0,34 persen; rokok kretek filter sebesar 0,28 persen; tomat sebesar 0,17 persen; telur ayam ras sebesar 0,13 persen.
Selain itu, ikan cakalang sebesar 0,12 persen; tempe sebesar 0,11 persen; ikan tongkol sebesar 0,11 persen; cabai rawit sebesar 0,10 persen; bawang merah sebesar 0,10 persen; rokok putih sebesar 0,09 persen.
Baca Juga: Tabrak Tembok, Mobil Terjun Bebas ke Laut, 1 Tewas
Sedangkan, komoditas yang dominan menyumbang deflasi berdasarkan perhitungan year on year atau tahun ke tahun yaitu minyak goreng sebesar 0,13 persen; bunga pepaya sebesar 0,08 persen dan daun kelor sebesar 0,05 persen.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau juga disebutnya memiliki andil 0,99 persen sebagai penyumbang inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) perhitungan bulan ke bulan atau month to month (mtm). ***
Artikel Terkait
Kendalikan Inflasi, Gubernur NTT Keluarkan Edaran Tentang Jalan Kaki, Bersepeda dan Kendaraan Umum
Pemprov NTT Terus Kerja Keras Untuk Kendalikan Inflasi
Ramalan Zodiak Libra Tahun 2023: Terus Bergerak Maju, Anda Bakal Dapatkan Kembali Uangmu yang Hilang?