Kemudian raja mengumpulkan rakyatnya. Tatkala perang berlangsung, hampir saja pasukan si nelayan kalah. Alasannya, ketika perang sedang berlangsung, si nelayan malah asyik menyantap ikan di sebuah rumah kayu.
Tatkala ia sedang asyik makan ikan, tiba-tiba datanglah seekor anjing mencamplok ikannya. Lalu ia mengejar anjing itu sampai ke tengah kerumunan musuh. Menyaksikan ia berada di antara musuh, semua anggota pasukannya serempak ikut berperang lagi, sebab mereka mengira anak mantu raja tersebut sedang berperang sendirian.
Padahal, ia sedang mengejar anjing yang mencaplok ikannya. Pasukannya pun kembali lagi berperang sampai akhirnya musuh berhasil dipukul mundur.
Setelah itu mereka kembali ke rumah dalam keadaan lelah dan nafas terengah-engah. Betapa senangnya hati raja, karena berita kemenangan itu.
Demikian pun putri raja sendiri. Karena itu, raja membatalkan niatnya untuk menceraikan putrinya dari si nelayan. Dan setelah raja itu meninggal, takhta kerajaan diserahkan kepada si nelayan, anak mantunya itu.***
Artikel Terkait
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pesta Randang
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pemetik Cendawan
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Membakar Kei Jeng
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Saat Pesta Kebun Baru
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Mencuri Tuak
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Kakak-kakaknya