LABUAN BAJO, VICTORYNEWS- Kondisi pendidikan di daerah destinasi pariwisata super premium Manggarai Barat, masih diwarnai dengan ketimpangan, khususnya di Kecamatan Lembor Selatan dibanding dengan kecamatan lainnya.
Di Kabupaten Manggarai Barat masih banyak dijumpai kondisi dunia pendidikan yang memprihatinkan, karena pelajar belum terlayani dengan sarana yang baik.
Padahal pendidikan yang nyaman dan aman serta mendapatkan perhatian dari pemerintah merupakan hal yang sangat diinginkan oleh seluruh pelajar di wilayah yang ditetapkan destinasi super premium tersebut. Mulai dari infrastuktur hingga akses jalan yang tidak memadai perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Baca Juga: Masyarakat Dusun Numbei di Malaka Ternyata Bukan Pertama Kali Gotong Peti Jenazah Terobos Banjir
Desa Nanga Bere di Kecamatan Lembor Selatan, para pelajar SD dan SMP harus menempuh perjalanan yang sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa mereka dalam upaya mereka mendapatkan pendidikan.
Pelajar di Desa Nanga Bere harus rela menyeberangi sungai yang sedang meluap saat berangkat dan pulang sekolah. Pasalnya, tidak ada jembatan penghubung di jalur yang mereka lintasi itu.
Mereka harus menempuh jalan setapak dan memutar serta melewati sungai Wae Mese dengan panjang 80 meter, jika henda ke sekolah.
Baca Juga: Ini Zodiak yang Beruntung Hari Ini, Aries Dapat Kepercayaan Atasan, Bisnis Virgo Lancar
Para siswa itu terpaksa menerobos air sungai yang kerap meluap (banjir) atau sedang air pasang. Hal ini lantaran ketiadaan akses jalan lain sehingga memaksa anak-anak di desa pesisir ini untuk mengalahkan rasa takut demi menuntut ilmu.
Warga Desa Nanga Bere, Fadil, Selasa (7/3/2023) menuturkan, jika dalam musim penghujan para pelajar masih bisa melewati sungai dengan susah payah, bahkan harus basah. Kondisi semakin parah, saat masuk di musim penghujan seperti saat ini.
Para siswa yang bersekolah di 2 sekolah di seberang sungai, yakni SMPN 6 Lembor Selatan dan SDK Nisar, tidak dapat bersekolah ketika banjir. Aktivitas menyeberangi sungai ini dilakukan setiap pagi dan siang hari saat berangkat dan pulang sekolah.
Baca Juga: Korem Wirasakti Bangun 45 Rumah di Desa Sumlili Kabupaten Kupang
"Semoga pemerintah buka mata terkait keadaan infrastruktur di desa pedalaman ini, kadang juga saya informasikan kepada para pelajar untuk tidak ke sekolah saat hujan lebat," tutur Fadil.***
Artikel Terkait
Gagal Panen, Warga Nanga Bere Terancam Kelaparan