KUPANG, VICTORYNEWS-Menyongsong HUT ke-43 Yayasan Kemala Bhayangkari, Polda NTT mencanangkan program gerakan orang tua asuh bagi anak-anak stunting di NTT atau Gotaas.
Pencanangan program Gotaas di NTT yang digagas jelang HUT ke-43 Yayasan Kemala Bhayangkari bagi Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma sebagai wujud kepedulian Polda NTT dalam penanganan stunting.
Bagi Kapolda NTT program orang tua asuh bagi anak-anak stunting (Gotaas) sebagai wujud keseriusan Polda NTT dalam mendorong percepatan penurunan angka stunting di bumi flobamora.
Stunting, kata dia, kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya sehinga kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Baca Juga: PKBI NTT Tempat Belajar Untuk Mengembangkan Diri
Stunting bukan hanya urusan tinggi badan anak namun katanya hal yang perlu diwaspadai adalah menurunnya kemampuan belajar anak, keterbelakangan mental dan munculnya penyakit-penyakit kronis.
"Pada pencanangan orang tua asuh bagi anak-anak stunting kali ini, sebanyak 105 anak yang dihadirkan dari Polres jajaran dan hadir bersama kita ada lima anak yang diasuh oleh Polres Kupang Kota. Oleh karenanya kita berharap pada tingkat Polda para PJU dan seluruh satker dapat mengambil bagian menjadi orang tua asuh," tegasnya.
Untuk diketahui berdasarkan survei status gizi indonesia (ssgi) kementerian kesehatan, Prevalensi Balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun 2021.
Baca Juga: Atlet Taekwondo Manggarai Barat Raih Medali Perak di Popda NTT
Namun untuk provinsi NTT berada pada urutan pertama Balita stunting yakni 35,3% dari 34 provinsi. Namun ada perbedaan data antara kementerian kesehatan RI dan Pemprov NTT dimana berdasarkan rilis data Dinas kesehatan Provinsi NTT akhir tahun 2022 bahwa tren perkembangan data stunting periode agustus 2021 dan agustus 2022, cenderung turun dari 20,9 persen tahun 2021 menjadi 17,7 persen tahun 2022 atau 77.338 balita stunting.
Meski masih bertengger di posisi puncak, namun prevalensi balita stunting di NTT menurun dari 2021 sebesar 37,8%. ***
Artikel Terkait
Selain Sabu, Polda NTT Amankan HP, ATM BCA dan Sim Card Dalam Bungkusan Mie Instan Via JNE Kupang
Polda NTT Adakan Jumat Curhat di Fatukoa, Masyarakat Minta Tempatkan Linmas
Kunjungi Labuan Bajo, Tim Wasrik Tahap 1 Itwasda Polda NTT Periksa Polres Manggarai Barat
Anggota Polda NTT Ramai-ramai Kenakan Tas Motif Tradisional Provinsi NTT
Kapolda NTT Instruksikan PJU Polda NTT jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting