KUPANG, VICTORYNEWS - Umat Hindu pada dasarnya telah memiliki filosofi kehidupan sakral, yang mengatur segala aspek kehidupan umatnya dengan segala 'pemangku kepentingan di dunia dan akhirat.
Istilah tersebut dinamakan Tri Hita Karana. Tri Hita merupakan salah satu konsep hidup umat Hindu yang mengandung kearifan.
Sempat diungkapkan dalam Konferensi Daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali pada 11 November 1966 di Perguruan Dwijendra Denpasar, istilah Tri Hita Karana kemudian meluas.
Baca Juga: Bhuta Kala Dalam Ogoh-ogoh Bali: Simbolisme, Konsep Hindu Dharma dan Perayaan Hari Raya Nyepi
Anda dapat mengenali arti hingga contoh penerapannya bagi umat Hindu ini dalam penjelasan berikut.
Falsafah Tri Hita Karana bagi Umat Hindu
Istilah Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, di mana Tri artinya adalah tiga, Hita adalah kesejahteraan dan Karana adalah sebab penyebab.
Jika digabungkan arti dari istilah Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan.
Dalam Tri Hita ini terdapat tiga unsur penting yaitu Sang Hyang Jagat Karana, Bhuana dan manusia.
Baca Juga: VIRAL! Siswa Ini Terharu, Teman-Temannya Rela Kumpul Uang Demi Beli Handphone Untuknya
Ketiga unsur ini dijelaskan lebih lanjut dalam kitab suci Bhagawad Gita (III.10) yang bunyinya: "Sahayajnah prajah sristwa pura waca prajapatih anena prasawisya dhiwan esa wo'stiwistah kamadhuk".
Artinya adalah: Pada jaman dahulu Prajapati menciptakan manusia dengan yadnya dan bersabda: dengan ini engkau akan berkembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu.
Selain unsur, konsep dalam Tri Hita Karana juga diperjelas melalui sub-sistem yang ada di dalamnya yaitu Parhyangan, Pawongan, Palemahan.
Baca Juga: Atasi Dehidrasi Saat Puasa, Yuk Intip Tipsnya!
Masing-masing sub-sistem memiliki penjabarannya sebagai berikut:
Artikel Terkait
Bhuta Kala Dalam Ogoh-ogoh Bali: Simbolisme, Konsep Hindu Dharma dan Perayaan Hari Raya Nyepi
Umat Hindu di NTT Pawai Ogoh-ogoh di Kupang Songsong Hari Raya Nyepi