Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Mencuri Tuak

- Kamis, 25 Mei 2023 | 17:02 WIB
Ilustrasi. Cerita rakyat dari NTT, Pondik mencuri tuak. . (pixabay.com)
Ilustrasi. Cerita rakyat dari NTT, Pondik mencuri tuak. . (pixabay.com)

RUTENG,VICTORYNEWS-Sahabat victorynews.id kami selalu menyajikan cerita rakyat dari NTT yang mengandung pesan moral dan falsafah hidup yang sangat bermakna.

Kali ini kami akan menyajikan kepada pembaca setia victorynews.id cerita rakyat dari NTT dengan judul Pondik mencuri tuak.

Cerita rakyat tentang Pondik Mencuri Tuak berasal dari daerah Manggarai, NTT. Agar pembaca tidak penasaran, berikut kisahnya:

Pada suatu hari si Pondik pergi mencari tuak bersama iparnya. Katanya kepada iparnya:

“Sembunyilah, saya pergi menemui pemilik tuak. Kalau kamu mendengar saya memberi isyarat dengan menyanyikan osong, panjatlah pohon enau untuk mengambil tuak! Karena itu, pasanglah telingamu baik-baik untuk mendengarkan nyanyian isyaratku.”

Baca Juga: RAMALAN SHIO Hari Ini Kamis 25 Mei 2023: Shio Kelinci lagi Kesal, Shio Kuda Didikte Gosip

Setelah mematangkan niatnya, si Pondik pun pergi ke pondok pemilik tuak, sedangkan iparnya bersembunyi di balik semak belukar. Kata si Pondik kepada pemilik tuak: "Hai Pak, saya datang hendak mencicipi sedikit tuak Bapak.”

Jawab si pemilik tuak: “Minta maaf, Pak. Malam ini tidak bisa. Soalnya, tadi saya sudah menerima pesanan orang.” 

Ketika hari telah senja, Pondik berkata kepada pemilik tuak: “Tuan, hari sudah malam! Saya mau pulang, namun saya takut bahwa malam terlalu gelap. Lebih baik kita berjaga bersama di sini. Barangkali besok ada kelebihan dari tuak di dalam bambu yang tersedia itu.”

"Jawab pemilik tuak: “Benar katamu. Masakan Saya tidak memberikan tumpangan buatmu dalam pondok ini. Namun jangan marah, di sini tak ada tikar.” 

Baca Juga: Sebut Salinan Amar Putusan Bocor, Pengacara Marthen L Bessie Adukan PN Kupang ke Banwas MA

Hari telah larut malam. Dalam hatinya Si Pondik berpikir: ‘Tuak pasti sudah banyak di dalam bambu karena itu katanya kepada pemilik tuak: “Ah Tuan! Lebih baik kita bercerita tentang perang, supaya kita jangan tidur lebih awal.” 

Pondik pun mulai menyanyikan osong: “Pelan. pelan, sahabat! Oa é... berjalanlah pelan-pelan!” 

Dengan lagu ini ia bermaksud menyuruh iparnya untuk berjalan mendekati pohon enau itu. 

Kata si empunya tuak: “Apa maksud nyanyianmu itu, Tuan?” Jawab Pondik: “Begini Tuan. Jika kita memasuki benteng musuh, kita hendaknya berjalan perlahan-lahan, sehingga musuh tidak mendengar langkah kaki kita.” 

Halaman:

Editor: Yance Jengamal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

SMAN 1 Nubatukan Lembata Terapkan PPDB Online

Kamis, 8 Juni 2023 | 19:47 WIB
X