Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Kakak-kakaknya

- Kamis, 25 Mei 2023 | 17:39 WIB
Ilustrasi cerita rakyat dari NTT Pondik dan kakak-kakaknya.  (pixabay.com)
Ilustrasi cerita rakyat dari NTT Pondik dan kakak-kakaknya. (pixabay.com)

RUTENG, VICTORYNEWS- NTT merupakan salah satu provinsi yang memiliki beragam cerita rakyat yang syarat makna.

Edisi kali ini victorynews.id akan menyajikan cerita rakyat dari NTT, Manggarai untuk para pembaca setia victorynews.id.

Cerita rakyat yang berjudul Pondik dan Kakak-kakaknya mengandung pesan moral dan falsafah hidup yang mendalam. Berikut ini ceritanya.

Pada suatu hari Pondik disuruh seorang kakaknya pergi membersihkan kebun. Tetapi si Pondik tidak mau membersihkannya. Ia malah menggali lubang kecil dan membuang tinjanya di dalamnya. 

Baca Juga: Sebut Salinan Amar Putusan Bocor, Pengacara Marthen L Bessie Adukan PN Kupang ke Banwas MA

Setelah itu ia mengajak kakaknya ke tempat itu. Sesampai di sana ia menyuruh kakaknya memasukkan tangan ke dalam lubang itu. Kakaknya menuruti saja perintahnya. Ia mengulurkan tangannya ke dalam lubang.

Astaga! Tangan kakaknya belepotan berak. Maka marahlah kakaknya dan berkata: “Ah, Pondik kau pembawa sial bagiku.” Karena itu, kakaknya mengusir Pondik dari rumah sampai akhirnya ia tinggal di hutan sendirian. Ia berdiam di dalam gua. 

Pada suatu hari lain, kakak-kakak Pondik pergi mencari udang dan ikan di sungai. Pada hari itu mereka mendapatkan banyak udang, ipun, katak dan belut.

Setelah itu Pondik bersembunyi dan menakut-nakuti mereka , katanya: “Hei! Awas, siapa yang menangkap katak-katak dan belut milik kami di sini!!!’ 

Baca Juga: Gubernur NTT : Free Trade Zone Pintu Masuk Ekspor ke Timor Leste

Mendengar suara itu, kakak-kakaknya ketakutan. Mereka lalu berkata: “Wahai, nenek moyang kami! Janganlah menakuti-nakuti kami! Sesampai di rumah nanti, kami akan mengorbankan kerbau putih untukmu. Yang penting jangan ganggu kami sekarang.” 

Mendengar tawaran kakak-kakaknya untuk mengorbankan kerbau putih, Pondik langsung terdiam di balik persembunyiannya. 

Setelah kembali ke rumah, kakak-kakak Pondik menyiapkan kerbau putih dan membawanya sebagai korban di sungai itu.

Mereka mendaraskan doa berikut: “Wahai nenek moyang kami, lihatlah kerbau dan babi ini, untuk membayar belut dan katakmu. Janganlah menimpakan bencana dan kutukan pada kami. Itulah alasannya kami persembahkan kerbau dan babi ini!Marilah kita semua berseru!" Mereka semua serentak berseru: “E é é....!!!!!"

Lalu kerbau dan babi itu pun dibunuh. Setelah urat babi dan kerbau diperlihatkan, mereka menemukan bahwa permohonan mereka dikabulkan para leluhur. Mereka lantas memotong-motong daging kerbau dan babi itu. 

Halaman:

Editor: Yance Jengamal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

SMAN 1 Nubatukan Lembata Terapkan PPDB Online

Kamis, 8 Juni 2023 | 19:47 WIB
X