RUTENG, VICTORYNEWS-Provinsi NTT terkenal dengan kekayaan alam, adat istiadat, budaya dan suku yang sangat beragam.
NTT juga memiliki ribuan pulau dengan tiga pulau besar yaitu Pulau Timor, Pulau Flores, dan Pulau Sumba.
NTT terkenal sebagai provinsi kepulauan di Indonesia dan juga cerita rakyatnya yang sangat beragam dan mengandung pesan moral dan falsafah hidup.
Edisi kali ini victorynews.id akan menyajikan cerita rakyat dari NTT, Manggarai yang berjudul Kisah Si Pandir yang dilansir dari buku Jilis Verheijen, SVD dengan judul Dongeng-dongeng Manggarai jilid I yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia. Berikut ini kisahnya.
Baca Juga: Puisi: Menilik Jiwa di Tubuh Waktu
Pada suatu hari si Pandir disuruh ibunya untuk pergi ke pasar membeli garam. Letak kampungnya jauh dari pasar. Karena itu, ibunya menyuruh ia berangkat pagi-pagi. Ibu memberikan kepadanya sebuah sokal anyaman dari daun pandan guna menyimpan garam.
Menerima uang tersebut dari ibunya, ia langsung berangkat ke pasar. Setibanya di pasar, banyak orang ingin bermain dengannya sehingga ia masih tinggal lama di sana. Pada tengah hari, barulah ia membeli garam. Setelah itu barulah ia bergegas kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, ia merasa lelah. Karena itu ia beristirahat di bawah sebatang pohon ara.
Ia bermaksud menyembunyikan sokal garamnya, karena ia mau tidur di bawah pohon itu. Sebelum tidur, ia bertanya dalam hati: “Di mana gerangan saya dapat menyembunyikan sokal garam ini, agar orang tidak mencurinya?”
Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan untuk menyembunyikan sokal tersebut di samping tempat ia berbaring.
Tak lama kemudian, terlintas lagi dalam benaknya, katanya: “Jika saya sedang tidur, orang dapat mencuri garam ini.” Karena itu, iamenyembunyikannya di bawah sebatang pohon. Kemudian ia tertidur. Belum sejam tertidur, ia terjaga kembali. la mengangkat sokal itu dan setelah menimbang-nimbang, ia memutuskan untuk meletakkannya di atas akar pohon ara.
Baca Juga: Gedung Tujuh Lantai di Sydney Roboh akibat Kebakaran
Di dekat tempat tersebut ada sebuah kali kecil. Si Pandir pun berubah pikiran: “Sebaiknya sokal ini saya sembunyikan di dalam kolam di kali ini,” ujarnya dalam hati.
Lalu ia memindahkan sokal garam itu ke dalam kolam dan ia sendiri tidur di bawah sebatang pohon. Saat itu sudah tengah hari. Tak lama kemudian si Pandir lelap tertidur. Sejam kemudian Pandir pun terbangun dari tidurnya. la melihat matahari sudah hampir terbenam. Ia lalu bergegas menuju kali.
Setibanya di kali, ia mengangkat sokal garam tersebut. Namun sokal itu terasa amat berat. Karena itu dibukanya tali sokal itu dan melihat ke dalamnya. Ternyata sokal itu sudah penuh dengan air. Karena itu, ia membuang sokal itu ke dalam sungai. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.
Sesampai di rumah ibunya melihat si Pandir tidak membawa garam. Karena itu ia bertanya kepadanya: “Nak, manakah garam yang kamu beli tadi?”
Artikel Terkait
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pemetik Cendawan
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Membakar Kei Jeng
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Saat Pesta Kebun Baru
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik Mencuri Tuak
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Kakak-kakaknya
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Si Nelayan