RUTENG, VICTORYNEWS- Provinsi NTT memang sangat unik. Saking uniknya NTT terkenal akan cerita rakyatnya yang sangat beragam.
Cerita rakyat dari NTT merupakan Salah satu warisan budaya NTT yang menarik untuk dibaca. Sebab, terkandung pesan moral dan falsafah hidup yang sangat bermakna.
Cerita rakyat dari NTT yang berjudul Pondik saat Kalok Uma dilansir dari buku yang ditulis oleh Jilis Verheijen, SVD dengan judul Dongeng-dongeng Manggarai jilid I yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia. Beriku ini kisahnya.
Pada suatu waktu, warga di sebuah kampung hendak mengadakan pesta kalok uma. Sehari menjelang kalok uma, Pondik pergi menggali lubang di dekat titik pusat kebun baru.
Baca Juga: Hanya di BRI!! Buruan Dapatkan Tiket Timnas Indonesia Vs Argentiana Mulai 5 Juni
Setelah digali sedalam tinggi badannya, Pondik masuk dan tinggal di dalamnya dan menutup lubang itu dari atas. Lalu datanglah orang-orang hendak merayakan pesta kalok. Mereka menyembelih babi dan menanak nasi. Pada waktu itu, banyak sekali orang yang hadir.
Ketika mereka hendak makan siang, tiba-tiba mereka mendengar ada yang menyuruh dari dalam tanah: “Hendaklah kamu mengambil babi si Pondik untuk pesta ini!”
Karena mereka mengira itu suara leluhur, mereka pun pergi mengambil babi milik Pondik dan kemudian menyembelihnya.
Ketika mereka sedang makan, berkatalah Pondik dengan nada geram dari dalam lubang persembunyiannya: “Hei, mengapa kamu mengambil babi milik Pondik?”
Baca Juga: Tiga Zodiak yang Paling Beruntung di Akhir Bulan Mei 2023, Hidupnya Sangat Bahagia!
Mendengar suara itu, orang-orang ketakutan. Mereka pun lari berhamburan dan pulang ke rumah masing-masing. Daging dan nasi dibiarkannya berserakan di tempat pesta itu.
Setelah semuanya pergi, keluarlah si Pondik dari lubang persembunyiannya dan memakan nasi dan daging babi itu. Sebagiannya lagi dibungkusnya untuk saudarinya. Tatkala tiba di rumah saudarinya, saudarinya bertanya kepadanya: “Dari manakah kau mendapatkan daging ini?”
Jawab Pondik: “Ini pemberian ibu untukmu.”
Sebagai balasannya, Pondik mendapatkan sehelai kain putih. Setelah itu pulanglah ia ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia bertanya kepada ibunya: “Di manakah babiku?”
Baca Juga: Ketua Umum PSSI, Erick Tohir Umumkan Harga Tiket Indonesia versus Argentina, Berikut Rinciannya
Artikel Terkait
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Kakak-kakaknya
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Si Nelayan
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Si Pandir
Cerita Rakyat NTT: Kisah Seorang Miskin
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Seorang Jongos
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pak Tembong