SAMARINDA, VICTORYNEWS-Kalimantan Timur saat ini sedang ramai dibicarakan masyarakat Indonesia bahkan Dunia. Sebab, Kalimantan Timur akan menjadi pusat ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Terlepas dari itu, potensi pariwisata dan cerita rakyat yang sangat beragam dari Kalimantan Timur mengandung pesan moral dan falsafah hidup yang sangat bermakna untuk dibaca.
Kali ini victorynews.id akan mengangkat sebuah cerita rakyat dari Kalimantan Timur yang dilansir dari buku Cerita Rakyat Dari Kalimantan Timur dengan Judul Kisah Si Pego yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Kisah Si Pego yang merupakan cerita rakyat dari Kalimantan Timur sangat menarik untuk dibaca. Agar tidak penasaran, berikut, kisahnya:
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Libra Terlalu Pemilih
Pernikahan Pego dan Kejora berlangsung meriah. Semua warga kampung diundang untuk merayakannya. Ayah dan ibu angkat Pego tampak bahagia dengan kehadiran Kejora di samping Pego. Kejora yang berkulit putih bersih tampak serasi bersanding dengan Pego.
Tak sampai dua belas purnama berjalan. Keluarga muda tersebut mendapat anugerah yang tak terkira. Kebahagian yang ditunggu-tunggu oleh setiap keluarga hadir di tengah-tengah mereka. Ya, ada anggota baru di antara mereka. Bayi mungil itu menambah keceriahan mereka.
Ayah dan ibu angkat Pego ikut gembira. Mereka membantu menyiapkan perlengkapan bayi untuk calon cucu mereka. Ibu angkat Pego tak lupa mengajari menantunya merawat bayi yang baru lahir.
Kejora yang tampak lemah saat awal melahirkan tampak bahagia dengan kehadiran ibu mertua.
“Terima kasih, Ibu. Kejora jadi merasa tidak enak sama Ibu,” kata Kejora sambil mencoba bangkit. “Istirahatlah dulu, Anakku. Engkau masih tampak lemah. Ibu akan menyiapkan segala sesuatu yang engkau perlukan,“ sahut sang ibu mertua.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Aries Tunjukkan Sikap Murah Hati
Waktu terus berlalu. Hari-hari kembali dipenuhi aktivitas masing-masing.Ayah dan ibu angkat Pego sudah kembali ke rumahnya. Namun, mereka terkadang mengunjungi Pego untuk melepas kangen.
Tak jarang juga Pego, Kejora, dan putra mereka, Datun, mendatangi Pak Kutoi dan istrinya sambil membawa hasil ladang atau hasil berburu yang diperoleh Pego.
Anak Pego sangat lincah bergerak ke sana kemari. Datun kecil sudah dapat berjalan meskipun belum begitu kokoh menjaga keseimbangan. Selain itu, Datun juga mulai belajar berbicara.
Ia mencoba bercakap- cakap dengan setiap orang yang ditemuinya meskipun banyak yang tidak mengerti kata-kata yang keluar dari mulutnya. Semua orang tertawa dengan tingkah polah si Datun.
Artikel Terkait
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Si Nelayan
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Si Pandir
Cerita Rakyat NTT: Kisah Seorang Miskin
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Seorang Jongos
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pak Tembong
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik saart Kalok Uma