SAMARINDA, VICTORYNEWS-Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di di Indonesia yang sangat kaya akan potensi pariwisata yang indah termasuk cerita rakyatnya.
Sahabat victorynews.id kali ini kami akan mengangkat sebuah cerita rakyat dari Kalimantan Timur tentang Kisah Si Pego dengan Judul Ujian Dari Raja Khayangan.
Cerita rakyat dari Kalimantan Timur tentang Ujian Dari Kahyangan dilansir dabuku Cerita Rakyat Dari Kalimantan Timur dengan Judul Kisah Si Pego yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Agar tidak penasaran, berikut kisahnya:
Baca Juga: PMKRI Labuan Bajo Desak Kapolri Copot Kapolres Manggarai Barat
Pego dan sang burung mulai mengangkasa. Hutan rimba nan lebat tampak menghijau. Sungai yang membentang tampak berkelok-kelok membelah hijaunya hutan yang ada nun jauh di bawah.
“Keindahan alam yang sempurna,” bisik Pego ketika melihat hamparan pohon nan menghijau.
Pego mempererat pegangannya. Rasa takut menyelimuti Pego dan anaknya. Rasa kagum dan takut bercampur menjadi satu. Kagum akan keindahan alam dan takut karena harus terbang menembus ketinggian.
Perjalanan mereka sudah tak terkira. Dataran hijau di bawah sudah tak tampak. Di sekililing mereka hanya ada warna putih yang tak dapat diraba. Hanya udara dingin yang menyelimuti mereka. Warna putih di sekitar mereka berlahan berubah menjadi gelap. Tak ada yang dapat dilihat kecuali warna hitam yang pekat.
Baca Juga: Begini Tanggapan Bupati TTU Terkait Protes PMKRI
Kegelapan tak kunjung sirna. Tiba-tiba kilat menyambar di sekitar mereka. Pego makin kuat mencengkeram di punggung sang burung agar tidak jatuh. Namun, sesuatu yang tak terlihat telah menghantam mereka. Pego memekik ketakutan sambil memeluk erat leher tunggangan mereka.
Tak lama kemudian kabut gelap di sekeliling mereka mulai pudar. Perlahan-lahan tampak sebuah tempat yang sangat berbeda dari tempat-tempat yang pernah didatangi Pego.
“Inilah kahyangan, Tuanku. Semoga Tuan dapat menemukan kembali istri Tuan,” kata sang burung.
“Terima kasih, Teman. Aku tidak akan melupakan budi baikmu,” sahut Pego.
Pego meloncat turun dari punggung sang burung. Ia melanjutkan pencarian istrinya dengan berjalan kaki.
Tak beberapa lama ia bertemu dengan seseorang.
Artikel Terkait
Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Seorang Jongos
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pak Tembong
Cerita Rakyat dari NTT: Pondik saart Kalok Uma
Cerita Rakyat Kalimantan Timur: Kisah Si Pego Ingkar Janji
Cerita Rakyat Kalimantan Timur: Kisah Si Pego Api yang Tak Bersahabat
Cerita Rakyat dari Kalimantan Timur, Kisah Si Pego: Pencarian