BORONG,VICTORYNEWS- Menjalani hidup sebagai seorang difabel tentu tidak mudah, karena tidak sedikit orang yang mencela, memandang sebelah mata, bahkan tak jarang mendapat perlakuan diskriminatif dari orang lain, sehingga terkadang para difabel merasa minder dan berkecil hati.
Namun, itu tidak berlaku bagi Stefanus Nai, warga Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT.
Baca Juga: NTT dan NTB Paling Pertama Usul Jadi Tuan Rumah Bersama PON XXII
Bagi Stefanus, fisiknya adalah anugrah dari Tuhan.
Ia tak ingin alasan fisik membuatnya tak bersemangat menjalani hidup yang sudah ia dapat secara cuma-cuma dari Sang Pencipta. Malah, yang dianggap orang menjadi kekurangan justru menjadi kekuatan hidup untuk tetap berkarya sebagai tanda syukur.
Stefanus kepada Victory News, Jumat (11/2/2022) mengaku sudah sejak lahir kedua kakinya tidak normal. Namun, ia tetap bersyukur menjalani hidup hingga memasuki usia ke-36 saat ini.
Baca Juga: Pelabuhan Atapupu Segera Direhabilitasi, Anggaran Rp83,5 M
Ia juga makin sabar dan tekun bekerja sebagai mekanik, bahkan Stefanus bisa memperbaiki sepeda motor seorang diri.
“Saya tidak merasa minder untuk berusaha dan berkarya, meski kondisi fisik terbatas. Intinya dalam berusaha jangan mau menyerah dan putus asa, manfaatkan skill. Buktinya saya mampu kerjakan banyak motor dengan berbagai jenis kerusakan,” ungkapnya.