KUPANG, VICTORY NEWS - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT melalui UPTD Museum NTT menggelar kegiatan pameran temporer tradisi Pekinangan di NTT.
Pameran temporer pekinangan ini mengangkat judul "Kristal Cinta di Limbah Merah" dengan mengangkat tema besar, Restorasi Kebudayaan Menuju NTT Bangkit NTT Sejahtera ini berlangsung di halaman UPTD Museum NTT, Jumat (24/06/2022) malam.
Kepala Museum NTT, Mexi Assamani, menjelaskan menginang adalah salah satu tradisi di NTT yang merakit simbol persahabatan, kekeluargaan, percintaan dan status sosial.
Baca Juga: Songsong HUT Bhayangkara, Kapolda dan Wakapolda NTT Anjangsana ke Rumah Mantan Kapolda NTT Jacki Uly
Pada mulanya kebiasaan menginang tidak berbeda dengan perilaku merokok, minum kopi dan lain-lain, namun lama kelamaan menjadi kesenangan yang sulit dilepas.
Dalam perjalanannya kebiasaan menginang atau makan sirih pinang menjadi tradisi yang membaur dalam tata pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan.
Dijelaskan, di NTT sendiri tradisi menginang dijumpai di hampir seluruh wilayah baik perkotaan, pedesaan, perkampunga, hingga ke pelosok-pelosok tanah flobamora.
Baca Juga: Gubernur NTT Minta IBI Turunkan Angka Stunting dan KIA Jadi Nol Persen
Pelaku tradisi ini tidak terbatas pada kelompok usia ataupun jenis kelamin tetapi diminati oleh laki-laki, perempuan, tua maupun muda.
Seperti salah satunya bagi laki-laki Dawan, makan sirih pinang menjadi syarat utama untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Oleh karena itu menginang menjadi indikasi apakah sang pemudah sudah mampu membiayai kehidupan rumah tangganya.
"Menginang atau makan sirih pinang, bukanlah hal asing bagi kita, karena hampir dalam aktivitas keseharian kerap ditemui atau bahkan kita salah satu yang biasa mengonsumsinya," ungkap Mexi Assamani dalam acara pembukaan Pameran Temporer Pekinangan di NTT.
Baca Juga: Dibantu Tenaga Pendamping, Kades Golo Kantar Matim Kembangkan Tanaman Hortikultura
Dijelaskan Mexi, tujuan pameran ini dilaksanakan dengan maksud untuk menyebar luaskan informasi tradisi menginang sebagai salah satu tradisi budaya di NTT.
Tujuan lainnya untuk mewujudkan peran Museum sebagai lembaga pelestari budaya, menambatkan rasa memikiki dan cinta akan budaya serta memperkuat jati diri masyararakat.
Pameran ini akan berlangsung hingga 27 Juni 2022 dan akan diisi berbagai acara tarian dari berbagai sanggar di Kota Kupang, serta lomba tarian tradisional antar SMA dan SMK di Kota Kupang maupun Kabupaten Kupang. ***