Museum Harus Dijadikan Sekolah Kedua

- Minggu, 26 Juni 2022 | 21:05 WIB
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Henderina Laiskodat (Baju Kuning), saat mendampingi peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah di Museum NTT, Sabtu (25/6/2022). Museum dijadikan  sekolah kedua. (victorynews.id/sinta tapobali)
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Henderina Laiskodat (Baju Kuning), saat mendampingi peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah di Museum NTT, Sabtu (25/6/2022). Museum dijadikan sekolah kedua. (victorynews.id/sinta tapobali)

KUPANG, VICTORY NEWS-Keberadaan Museum harus dijadikan sekolah kedua bagi para pelajar dan tempat belajar bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini diutarakan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Henderina Laiskodat, saat menghadiri Pameran Temporer Tradisi Pekinangan di halaman depan UPT Museum NTT di Kupang, Sabtu (25/06/2022).

Henderina dalam kesempatan ini mengimbau kepada para kepada sekolah dan para guru serta siswa dan mahasiswa, untuk menjadikan museum sebagai sekolah kedua.

Ia menyebutkan Museum memiliki cara yang berbeda dalam mengedukasi masyarakat, khususnya para pendidik dan pelajar, siswa dan mahasiswa melalui literasi budaya.

Baca Juga: Sambut Pesparani NTT dan Nasional, Uskup Agung Kupang Kembali Apresiasi Pemprov NTT

"Jadikan museum sebagai sekolah kedua dengan museum pusat belajar budaya. Di sini kita akan belajar dan mengenal kekayaan budaya kita, Orang NTT," Imbau Hendrina.

Selain itu ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya, untuk datang ke museum dan jadikan museum sebagai tempat belajar dan mencintai sejarah dan budaya orang NTT.

Selain itu ia mengatakan, pameran yang mengangkat tema Restorasi Kebudayaan Menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera dengan judul Kristal Cinta di Limbah Merah ini, dilaksanakan dengan maksud untuk mengeksplorasi keragaman budaya daerah sebagai kekayaan Kebudayaan Nasional, dan menjadi identitas bangsa.

Baca Juga: Laskar Rempah Pelajari Pelestarian Tenun NTT dan Cendana

Ia berharap, lewat kegiatan Pameran ini akan menjelaskan sejumlah makna dan nilai yang terkandung dalam tradisi, khususnya tradisi makan sirih pinang.***

Editor: Yance Jengamal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerita Rakyat dari NTT: Pondik saart Kalok Uma

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:46 WIB

Cerita Rakyat dari NTT: Pondik dan Pak Tembong

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:34 WIB

Membidik Akar Masalah TPPO di NTT (Bagian 2)

Senin, 29 Mei 2023 | 15:50 WIB

Membidik Akar Masalah TPPO di NTT (Bagian 1)

Senin, 29 Mei 2023 | 15:39 WIB

Cerita Rakyat dari NTT: Kisah Seorang Jongos

Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:52 WIB

Cerita Rakyat NTT: Kisah Seorang Miskin

Sabtu, 27 Mei 2023 | 13:26 WIB
X