KUPANG, VICTORYNEWS - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dan Kepala BKKBN Pusat berkunjungan ke Provinsi NTT pada Senin (20/3/2023) dalam rangka pencanangan pencegahan stunting nasional antara TNI AU bersama BKKBN.
Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat diwawancarai mengatakan, pencanangan pencegahan stunting nasional di NTT khususnya sebagai bentuk dukungan nyata TNI AU terhadap program nasional untuk pencegahan stunting nasional.
Dalam kesempatan itu Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, membagikan 300 paket bantuan sosial stunting yang diterima 9 orang perwakilan, bantuan sembako kepada masyarakat Buraen dan penyerahan alat timbang Antropometri dan USG untuk seluruh Posyandu Lanud TNI AU.
Baca Juga: Kepala BKKBN Pusat Ajak Pemprov dan Pemkab di NTT Wajibkan Screening untuk Calon Pengantin
"Pencegahan stunting perlu, sebab anak-anak NTT, provinsi lain dan anak TNI itu masa depan bangsa Indonesia yang perlu dijaga kesehatan mereka sejak dini," kata Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Sebab, Presiden Jokowi mengharapkan tahun 2024 prevalensi stunting NTT Indonesia harus berada pada angka 14 persen.
"Sehingga seluruh kesatuan TNI AU melakukan program pencegahan stunting dan didukung BKKBN maupun pihak lainnya," ujarnya.
Dikatakannya, KASAU, dalam mendukung program nasional untuk pencegahan stunting nasional pihaknya melibatkan masyarakat yang berada di wilayah kesatuan TNI AU.
Kepala BKKBN Pusat Dr dr Hasto Wardoyo menjelaskan embrio stunting adanya di keluarga yang banyak anak, masyarakat desa dan masyarakat yang berpendidikan rendah sehingga KB memang harus menyasar masyarakat miskin.
Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo terus menekankan supaya pencegahan stunting nasional itu pembangunan harus berbasis warga masyarakat.
"Jadi kalau anak mengalami stunting sudah pasti mengalami kerugian yakni pendek, IQ rendah, dan alami beragam penyakit di hari tua. Bahkan jika anak stunting makan banyak juga hanya perutnya yang besar," katanya.
Dia menambahkan, anak yang mengalami stunting otomatis kurang asupan gizi, sakit-sakitan dan parentingnya kurang baik.
Ia menambahkan, berdasarkan data stunting NTT tahun 2021, angka kelahiran 131 ribu orang sehingga sebetulnya kontribusi stunting NTT secara nasional kecil.
"Karena Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah itu penduduknya lebih banyak dan angka ril stunting mereka yang sangat besar,"ujar dr Hasto. ***
Artikel Terkait
KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo Peduli Stunting di NTT
KASAU: Radar Buraen Jadi Mata Udara Wilayah Selatan Indonesia