KUPANG, VICTORYNEWS - Sejumlah pengusaha di Kota Kupang mengeluhkan kelangkaan minyak tanah yang terjadi satu pekan terakhir. Akibatnya, hasil produksi menurun drastis.
Salah satu pengusaha Kecap Malada di Kota Kupang, Gladys Angela kepada Victorynews.id, Jumat (24/11/2022) mengatakan bahwa usahanya ini menggunakan kompor dengan bahan bahan bakar minyak tanah.
Dalam sekali produksi kata dia, bisa memakan waktu 5-6 jam, sementara jika menggunakan kompor gas akan membutuhkan lebih banyak biaya.
Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan 2023, Kelurahan Tode Kiser Beri Contoh Ini ke Warga
"Saya masak sendiri itu pun proses produksi lama, kalau pakai kompor gas akan lebih banyak biaya dan pastinya rugi," ungkap Gladys.
Ia pun mengaku, akibat kelangkaan ini produksi kecap mengalami penurunan sementara permintaan tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Ia pun beralih menggunakan kayu bakar.
"Saya beralih menggunakan kayu bakar tapi produksinya menurun. Untuk permintaan kecap kebetulan stok masih ada sedikit kalau sudah habis tidak diproduksi lagi," ujarnya.
Baca Juga: Minyak Tanah Langkah di Kota Kupang, Kapolda NTT akan Bentuk Tim Khusus
Ia berharap kelangkaan ini dapat diperhatikan karena usaha ini sangat membutuhkan minyak tanah. Apalagi, untuk mau beralih ke kompor gas disini pun belum ada tabung gas bersubsidi.
"Saya berharap pemerintah mau melihat kondisi ini agar minyak tanah segera dinormalkan kembali," ujar Gladys.
Artikel Terkait
Minyak Tanah Langka, Pemkab Jual di Kantor Kelurahan, DPRD Ende Menentang
Minyak Tanah Langka, PMKRI Nilai Pemkab Ende Gagal