Gerasimos Satria
Tokoh masyarakat dan tokoh agama di Desa Golo Mori,Kecamatan Komodo,Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT, mengharapkan penetapan wilayah Golo Mori sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tana Mori dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Masyarakat Golo Mori tidak ingin menjadi penonton di tengah pengembangan sektor pariwisata di wilayah yang mulai berkembang pesat tersebut.
Tokoh Agama Desa Golo Mori,Abdul Hadip Muksim dalam acara Konsultasi Publik Pembagunan KEK oleh PT.Tanamori Makmur Indonesia di aula Kantor Desa Golo Mori,Jumat (2/7) mengharapkan, pembangunan industri pariwisata seperti hotel berbintang dan restaurant di kawasan KEK Tana Mori di Pesisir Golo Mori dapat mengancam nelayan di Golo Mori. Dirinya mengharapkan ruang bagi nelayan untuk menangkap ikan di wilayah itu tidak ditutup.
Hampir 100 persen masyarakat di Desa Golo Mori berprofesi sebagai petani dan nelayan. Nelayan di Golo Mori selama ini menangkap ikan di perairan laut dekat dengan Kawasan KEK Pariwisata Tana Mori.Sedangkan petani menggarap sawah tadah hujan.Masyarakat Desa Golo Mori belum 100 persen mengetahui desain pembangunan kawasan KEK Pariwisata Tana Mori di Desa Golo Mori.
"Jangan sampai kehadiran pembangunan hotel megah di Desa Golo Mori mengancam nelayan.Kami mengharapkan agar kapal milik nelayan di Desa Golo Mori tetap parkir di pinggir pantai.Kami tidak ingin nelayan kami tidak menangkap ikan lagi karena adanya hotel berbintang,"harap Abdul Muksim.
Tokoh Muda Desa Golo Mori,Hasan mengkawatirkan kehadiran pembangunan industri pariwisata di kawasan KEK Tana Mori menyebabkan masyarakat Desa Golo Mori terpinggirkan.Dirinya meminta Pemerintah agar penetapan Desa Golo Mori sebagai Kawasan KEK berdampak pada meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Golo Mori.
Dia mengkawatirkan KEK Pariwisata Tana Mori akan mengancam ekonomi masyarakat di Desa Golo Mori.Dimana akses masyarakat Desa Golo Mori untuk menuju pantai nantinya ditutup.Serta ruang nelayan untuk beraktivitas menangkap ikan juga ikut ditutup.
Hasan mendorong Pemerintah pusat dan daerah Manggarai Barat untuk melibatkan masyarakat di Desa Golo Mori dalam merencanakan pembangunan industri pariwisata di kawasan KEK Pariwisata Tana Mori.
Dia juga meminta PT.Tanamori Makmur Indonesia yang sebentar lagi membangun hotel bintang Lima di Desa Golo Mori untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal asal Desa Golo Mori untuk bekerja di hotel.Serta kebutuhan sayur dan ikan untuk kebutuhan hotel di kawasan KEK Pariwisata Tana Mori harus dibeli dari nelayan dan petani asal Desa Golo Mori.
Perwakilan PT.Tanamori Makmur Indonesia,Elisabet Ugut pada kesempatan itu menyampaikan seluruh masukan dan saran masyarakat Desa Golo Mori akan masuk dalam berita acara PT.Tanamori Makmur Indonesia. Dan dipastikan akan menjawab apa yang menjadi keinginan masyarakat di Desa Golo Mori.
Dia mengaku tenaga kerja yang akan bekerja di hotel dalam kawasan KEK Pariwisata Tana Mori tentu memperhatikan pencari kerja lokal asal Desa Golo Mori yang berkompeten. Untuk Ikan segar dipastikan akan dibeli dari nelayan Golo Mori karena harganya terbilang murah.Dirinya menyarankan agar nelayan di Desa Golo Mori tetap menjaga kualitas ikan.
"PT.Tanamori Makmur Indonesia tentu akan tetap memakai tenaga kerja lokal di Golo Mori untuk pekerjaan konstruksi.Serta akan memilih tenaga kerja lokal asal Desa Golo Mori untuk kerja di Hotel tentu harus berkompoten,"kata Elisabet Ugut.
(Yan/ol)