Refleksi HUT Kemerdekaan RI ke-77, Kako Lami Angalai? (Bagian 1 dari 2 Tulisan)

- Selasa, 16 Agustus 2022 | 17:16 WIB
Soekarno sering menggunakan kata Kako Lami Angalai, bahasa Sabu yang artinya mau ke mana sahabat, untuk menanyakan posisi rakyat  dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno sering menggunakan kata Kako Lami Angalai, bahasa Sabu yang artinya mau ke mana sahabat, untuk menanyakan posisi rakyat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.


JAKARTA, VICTORYNEWS- Setiap kali menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, hampir seluruh anak bangsa melayangkan kenangan mereka terhadap perjuangan para pahlawan saat itu.

Salah satu tokoh yang selalu menjadi pembicaraan menjelang HUT Kemerdekaan RI adalah Soekarno, Sang Proklamtor.

Soekarno memang merupakan tokoh sentral perjuangan Kemerdekaan RI.

Soekarno juga yang membacakan teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.

Baca Juga: SIAP-SIAP!! Sensus Pertanian 2023 Segera Digelar, BPS NTT Minta Jawaban Jujur Masyarakat

Sejarah mencatat, pada masa perjuangan, Soekarno sempat diasingkan ke Ende pada tahun 1934-1938. Di Ende, NTT, Soekarno berjumpa dengan orang Sabu.

Beberapa di antara mereka menjadi “keluarga baru” Soekarno di Ende.

Sedikitnya ada enam orang Sabu yang tinggal bersama Soekarno selama masa pengasingan di Ende. Salah satunya adalah pelayan sekaligus pengawal pribadi Soekarno, Riu Ga.

Dari orang Sabu inilah Soekarno belajar Bahasa Sabu. Kalimat “Kako Lami Angalai” seperti judul tulisan di atas merupakan Bahasa Sabu yang sering diucapkan oleh Soekarno.

Baca Juga: Tabur Bunga di Dermaga Pelra Borong dan Makam Wabup Matim, Begini Pesan Bupati Agas

Bahkan, Soekarno sering bercanda dengan Riu Ga, ketika Riu Ga keluar rumah, ia spontan mengucapkan “Kako Lami Angalai?”

Artinya mau ke mana sahabat? Lalu ia menjawab sendiri “Kako La Paha”. Artinya mau ke pasar.

Kalimat itu sudah sangat fasih diucapkan Soekarno setiap kali Riu Ga keluar rumah entah itu ke pasar atau tidak, Soekarno selalu mengucapkan kalimat itu.

Baca Juga: Ketua IPW Ungkap Lima Motif Dugaan Pembunuhan Brigadir J

Halaman:

Editor: Paulus N

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Nur Aini Pikul Semen 850 Sak, Dibayar Rp510 Ribu

Minggu, 28 Mei 2023 | 11:25 WIB
X