Kisah Jenderal TNI Asal Alor NTT, Lulus Akabri Karena Gagal Ikut Ujian Semester di Undana Kupang

- Jumat, 21 Oktober 2022 | 16:49 WIB
Brigjen TNI Josafath Roberth Duka diapit kedua orangtuanya usai pelantikan Akabri di Istana Negera Jakarta, 1 Agustus 1992. (Dok Pribadi)
Brigjen TNI Josafath Roberth Duka diapit kedua orangtuanya usai pelantikan Akabri di Istana Negera Jakarta, 1 Agustus 1992. (Dok Pribadi)

KUPANG, VICTORYNEWS - Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Josafat M Roberth Duka, baru saja mendapatkan promosi jabatan jenderal bintang satu dari Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa.

Namun, dibalik kesuksesannya itu ada begitu banyak jalan berliku yang dilaluinya hingga memperoleh bintang di pundaknya. Ia memperoleh gelar ini setelah mengabdi selama 30 tahun.

Tepat 5 Oktober 2022 pada HUT TNI ke - 77, putra asal Alor, Provinsi NTT ini mendapat kenaikan pangkat dari kolonel menjadi brigjen melalui surat keputusan Panglima TNI Nomor Kep/818/VIII/2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.

Baca Juga: Ketua DPRD Enny Anggrek Lapor Bupati Alor ke KPK, Ini Masalahnya!

Ia sebelumnya bertugas di Detasemen Markas Besar TNI AD (Denmabesad), kini naik pangkat bintang satu atau masuk dalam jajaran golongan perwira tinggi.

Dibalik kesuksesannya itu ternyata ada begitu banyak kisah dan cerita unik nan haru Yosafat kecil. Sebagai anak seorang guru, Yosafat sekolah berpindah-pindah mengikuti orangtuanya.

Ayahnya, Musa Karel Duka yang seorang guru, awalnya mengajar di Reta, Pulau Pura, Kecamatan Pura Kabupaten Alor hingga pindah ke SD Baumi Kecamatan Lembur.

"Ayah saya ketemu mama saya (Sofia Duka Donusina) waktu mengajar di Reta, Pulau Pura. Saya juga lahir dan sekolah di sana, tapi tidak lama bapak pindah ke Baumi kami juga ke Baumi," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Laga Lawan Chelsea, Cristiano Ronaldo Dicoret dari Skuad Manchester United, Ini Alasannya!

Brigjen TNI Josafath Roberth Duka bersama istri.
Brigjen TNI Josafath Roberth Duka bersama istri. (Dok Pribadi)
Setelah tamat SD tahun 1982, Yosafat dan  saudaranya terpaksa berpisah dengan orangtua karena alasan sekolah.

Yosafat memilih SMPN 1 Kalabahi untuk melanjutkan pendidikannya, sedangkan orangtuanya masih mengajar di SD Baumi dengan jarak yang cukup jauh dari Kalabahi.

"Saya SMP di Kalabahi karena orangtua masih mengajar di Baumi, jadi kami juga harus kerja supaya bisa makan karena jauh dari orangtua. Waktu itu jaman serba sulit dengan gaji bapak saya seorang guru," ujar mantan Dandim 0219 Mentawai ini. 

Setelah tamat SMP tahun 1985, Yosafat melanjutkan pendidikan ke SMA Kristen I Kalabahi hingga tamat tahun 1985. Di sekolah Yosafat terkenal anak yang cerdas dan mengikuti sejumlah perlombaan antar sekolah.

Baca Juga: 4 Kandidat Pengganti Liz Truss Sebagai Perdana Menteri Inggris, Nomor 4 Ada Sosok Perempuan!

"Saya pernah menjadi siswa teladan nomor dua tingkat Kabupaten Alor. Kalau nomor satu itu dari Baranusa, Pulau Pantar tapi saya lupa namanya," ujar Yosafat.

Halaman:

Editor: Polce Siga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Resmikan Papua Youth Creative , Ini Harapan Jokowi

Selasa, 21 Maret 2023 | 18:55 WIB
X