Dialog dengan Masyarakat, Gubernur NTT Minta Kades Silu Buat Perdes agar Sapi Masyarakat Harus Diikat

- Rabu, 22 Maret 2023 | 11:21 WIB
Perwakilan Masyarakat Desa Silu menerima bantuan Sel Surya sebagai alat penerang pada malam hari dari Danrem 161 Wirasakti Kupang, Kolonel Febriel Buyung Sikumbang di Taiti pada Selasa (21/3/2023). Gubernur NTT pada kesempatan itu minta Kades Silu buat Perdes agar ternak sapi warga diikat. (victorynews.id/stef kosat)
Perwakilan Masyarakat Desa Silu menerima bantuan Sel Surya sebagai alat penerang pada malam hari dari Danrem 161 Wirasakti Kupang, Kolonel Febriel Buyung Sikumbang di Taiti pada Selasa (21/3/2023). Gubernur NTT pada kesempatan itu minta Kades Silu buat Perdes agar ternak sapi warga diikat. (victorynews.id/stef kosat)

OELAMASI, VICTORYNEWS-Setelah panen jagung secara simbolis di kampung Taiti-Letkase Desa Silu, Kabupaten Kupang bersama Danrem 161/Wira Sakti Kupang beserta jajaran, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dialog bersama masyarakat setempat, Selasa (21/3/2023). 

Saat dialog bersama masyarakat, Guberur NTT minta Kades Silu segera membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mewajibkan agar sapi milik masyakarat harus diikat.

Permintaan tegas dari Gubernur NTT kepada Kades Silu untuk membuat Perdes yang mewajibkan ternak sapi masyarakat untuk diikat karena para petani mengeluh banyak tanaman jagung yang dimakan ternak sapi.

 Baca Juga: KEREN! Danau Rana Tonjong di Manggarai Timur NTT Jadi Danau Lotus Terbesar Kedua di Dunia

“Jadi Kepala Desa Silu, Mikhael Takel harus membuat Perdes Silu dengan masyarakat bahwa seluruh ternak harus diikat atau dikandangkan. Kalau ternak masyarakat Desa Silu dilepas liar lalu masuk kebun orang maka ternak tersebut boleh dipotong untuk dikonsumsi,” tegas Gubernur NTT.

Gubernur NTT minta Perdes diproses cepat dengan berkoordinasi bersama Kapolsek Fatuleu lalu tembusan Kapolda NTT. Supaya masyarakat mengetahui bahwa kebun jagung masyarakat tidak akan ada lagi yang dipagar, tetapi ternak sapi yang harus diikat.

"Sebab kebun itu tidak pernah bergerak melainkan ternak sehingga wajib dikandang atau diikat", tegas gubernur NTT.

Stuntung Menurun

Soleman Bani selaku Ketua Kelompok Tani Feto-Mone di kampung Taiti-Letkase di hadapan Gubernur NTT mengatakan stunting di kelompok tani Feto-Mone awalnya 8 orang anak, tetapi sekarang turun menjadi 5 orang anak. Karena terbantu dengan adanya hasil panen jagung selama 2 tahun termasuk hari ini, (Kemarin-red).

 Baca Juga: Ardhito Pramono Minta Maaf usai Lempar Gelas di Klub Loteng Malang : Ini Pure Kesalahan Saya

Selanjutnya Soleman katakan Kelompok Tani Feto-Mone terdapat 72 orang, dan telah melakukan panen jagung selama 2 tahun. Hasil panen jagung mereka telah disisihkan sebagian untuk membeli ternak sapi, kambing dan ayam.

"Hasil tanam jagung ini menjadi hal luar biasa berkat kolaborasi dengan Danrem 161 Wira Sakti Kupang dan jajaran dan menjadi kebanggaan masyarakat Desa Silu khususnya kampung Taiti,” cetusnya. 

Kemudian Soleman meminta perhatian pemerintah karena jalan menuju lahan jagung itu sangat buruk. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa lahan seluas 49 hektare yang sudah ditanami jagung butuh kawat duri agar tidak dimakan ternak sapi.***

 

Editor: Yance Jengamal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Begini Tanggapan Bupati TTU Terkait Protes PMKRI

Selasa, 6 Juni 2023 | 15:39 WIB

Larangan Pick Up Memuat Orang Berujung Protes

Selasa, 6 Juni 2023 | 13:36 WIB
X