ROTE NDAO, VICTORYNEWS - Tim ahli Seni Tari dan Kebudayaan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang didampingi tim Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, berkunjung ke Kabupaten Rote Ndao.
Tim yang dipimpin Paulina Samosir itu diterima Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu didampingi Sekda Jonas M Selly, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Yesy Dae Pany, Kabid Kebudayaan Nyongki Ndoloe, dan Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Calvin Lango, di ruang kerja bupati, Jumat (24/03/2023).
Bupati Paulina menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Tim
ISI Yogyakarta dan UKSW Salatiga yang berkunjung ke Rote Ndao untuk
menggali fakta historis dan keaslian Tarian Tabenu, baik narasi maupun dokumen terkait dan akan dibuatkan dalam bentuk film dokumenter agar tetap dipertahankan dan dilestarikan.
"Kegiatan Tim dalam rangka rekonstruksi Tarian Taebenu ini sangat berguna untuk menjamin keaslian tarian asli Rote Ndao ini, sehingga tetap lestari dan bisa dipatenkan sebagai salah satu kekayaan budaya, selain Sasando dan lainnya," kata Bupati Paulina.
Darmawan Dadijono, Dosen Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mewakili Tim menyampaikan bahwa kedatangan ke Rote Ndao untuk mengenalkan dan menumbuhkan lagi karya tari tradisional Taebenu yang merupakan tarian asal Kabupaten Rote Ndao.
"Kunjungan kami merupakan sebuah usaha di Bidang Kesenian dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, yakni Mengenalkan dan Menumbuhkan kembali Tarian Taebenu, sebuah karya tari tradisional yang ada di Kabupaten Rote Ndao," kata Darmawan.
Menurutnya, wujud mengenalkan dan menumbuhkan kembali Tarian Taebenu ini diistilahkan sebagai merekonstruksi atau mengungkap kembali untuk memunculkan keaslian tarian tersebut.
Tujuan dari rekonstruksi Tarian Taebenu, kata dia, agar generasi muda bisa paham bahwa inilah keaslian Tarian Taebenu yang merupakan tarian kegembiraan orang Rote, yang dalam kenyataannya saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
Dikatakan Darmawan, walaupun mungkin bagi pelaku tari tidak mengetahui tarian Taebenu itu seperti apa, namun kita akan melakukan penelusuran filosofi dalam tarian kegembiraan ini berdasarkan latar belakang sejarah, sehingga akan diperoleh fakta dan data historis dari para penari terdahulu.
"Jika data primernya terungkap dalam rekonstruksi nantinya, maka Tarian Tebenu ini bisa dijadikan kekayaan non benda dari Kabupaten Rote Ndao," tutupnya. ***