BORONG, VICTORYNEWS - Kepala Dinas P3KBP3A Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT Jefrin Haryanto saat rapat tim percepatan penurunan stunting di Kabupaten Manggarai Timur kembali mengingatkan beberapa review hasil kunjungan lapangan selama dua bulan terakhir ini.
Jefrin membuat beberapa catatan penting sebagaimana fakta yang terekam di lapangan baik banyak isu kependudukan, termasuk salah satunya adalah isu stunting dan kematian ibu anak.
Jefrin mengingatkan, soal itu adanya di lapangan. Penanganan stunting meski perspektifnya lapangan bukan di meja rapat.
Baca Juga: 32 Anak Stunting di Kabupaten Kupang dapat Bantuan Beras, Susu dan Telur
"Seringkali kita meetingnya lebih banyak dari aksi lapangannya. Tidak bisa menyelesaikan soal stunting kalau kita tidak menyentuh dan memperkuat lini lapangan," terang haryanto kepada victorynews.id
Lebih lanjut Jefrin mengingatkan kapasitas teman-teman lapangan dalam mendampingi, mengkonseling, mempersuasif, dan merubah perilaku orang sangat terbatas.
"Mereka ini yang harus diperkuat. Jangan sampai tugasnya hanya bagi-bagi makanan tambahan tanpa ada sentuhan dan upaya merubah mindset keluarga stunting," ujarnya.
Baca Juga: Tokoh Muda Pariwisata dan Industri Kreatif NTT Ivan Rondo Calon DPD RI
Jefrin mengakui, ada perubahan positif terhadap target penurunan stunting kita, tetapi belum terkonsolidasi dan belum kelihatan desain strateginya di lapangan.
Tumpang tindih pelayanan, analisis situasi masyarakat, pelibatan tokoh kunci, rendahnya kolaborasi, ego sektoral, komitmen, dan pendekatan yang monoton menjadi hal yang serius untuk dibenahi.
Rapat TPPS Kabupaten Manggarai Timur yang dihadiri Wakil Bupati Manggarai Timur, selaku ketua TPPS, cukup banyak menghasilkan rekomendasi tindak lanjut.
Baca Juga: Tokoh Muda Pariwisata dan Industri Kreatif NTT Ivan Rondo Calon DPD RI
Beberapa rekomendasi yang sempat terekam media adalah penguatan lini lapangan, belajar praktik baik yang akan dilakukan mitra dari Gugah Nurani Indonesia yang akan runing programnya di Kecamatan Rana Mese.
Selain itu, mendorong semua OPD untuk menjadi orang tua asuh, sebagaimana sudah dilakukan oleh P2KBP3A dan Dinkes, dan memperbanyak model-model pendekatan dengan mempelajari praktik baik yang telah dilakukan tahun sebelumnya atau oleh lembaga lain.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut wakil dari perangkat daerah yang masuk dalam TPPS, Perwakilan Polres, Perwakilan Danramil Borong, Sekretaris MUI, IBI, Yayasan Gugah Nurani Indonesia. ***
Artikel Terkait
Usai Workshop Penyusunan RAD SDGs, Pemkot Kupang Target Stunting Nol Persen 2028
Raffi Ahmad Bantu Rp 50 Juta untuk 33 Anak Stunting di Kelurahan Oepura Kota Kupang
32 Anak Stunting di Kabupaten Kupang dapat Bantuan Beras, Susu dan Telur