Waspadai 603.893 KK Beresiko Stunting di NTT, Marianus Mau Kuru: Cegah Pernikahan Remaja

- Jumat, 9 Juni 2023 | 22:27 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN NTT Marianus Mau Kuru berbicara dalam Rakor TP PKK Provinsi NTT di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (9/6/2023). (victorynews.id/Nahor Fatbanu)
Kepala Perwakilan BKKBN NTT Marianus Mau Kuru berbicara dalam Rakor TP PKK Provinsi NTT di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (9/6/2023). (victorynews.id/Nahor Fatbanu)

KUPANG, VICTORYNEWS - Keberhasilan penurunan angka Prevelensi Stunting di NTT hingga ke angka 15,7 persen harus diantisipasi secara baik.

Apalagi saat ini tercatat ada 603.893 kepala keluarga (KK) yang berisiko menimbulkan stunting baru.

Karena itu, perlu langkah pencegahan yang matang, termasuk pernikahan remaja.

Baca Juga: Angka Stunting di NTT Turun Jadi 15,7 Persen, Begini Kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN NTT) Marianus Mau Kuru saat diwawancarai victorynews.id di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (9/6/2023).

Menurut Marianus Mau Kuru, untuk mencegah terjadinya stunting baru dari 603.893 KK yang berisiko itu maka kolaborasi harus digalakkan lagi oleh seluruh stakeholders.

Baca Juga: Angka Prevelensi Stunting NTT Turun Hingga 15,7 Persen, Bukti Hasil Kerja Kolaboratif

Risiko lain yang harus diwaspadai menurut Marianus mau Kuru adalah para remaja. Sebab pernikahan di kalangan remaja NTT kini tinggi.

Terdapat beragam faktor yang mendasari pernikahan dini, mulai dari adat, ekonomi, hingga kehamilan yang tak diinginkan atau kehamilan tanpa rencana dari kedua pasangan.

Para remaja yang menikah muda juga belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar sehingga anak tersebut rentan stunting.

Baca Juga: PMI Asal NTT Meninggal Dunia di Malaysia, Satgas TPPO Polda NTT Selidiki

Sebab gadis remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun.

"Kalau mereka (remaja) sudah menikah pada usia, misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya," jelas Marianus.

Jika nutrisi ibu (remaja) tidak mencukupi selama kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.

Halaman:

Editor: Paschal Seran

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X