Anton Enga Tifaona, Polisi Tegas dan Jujur, Berani Tolak Suap

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 14:03 WIB
 Brigjen Pol Purnawirawan Simanungkalit, mantan anak buah Brigjen Pol Purnawirawan Anton Enga Tifaona mengatakan, Anton Enga Tifaona sosok polisi tegas dan jujur serta berani menolak suap. (victorynews.id/hiero bokilia)
Brigjen Pol Purnawirawan Simanungkalit, mantan anak buah Brigjen Pol Purnawirawan Anton Enga Tifaona mengatakan, Anton Enga Tifaona sosok polisi tegas dan jujur serta berani menolak suap. (victorynews.id/hiero bokilia)

LEWOLEBA, VICTORYNEWS-Kiprah dan perjuangan Brigjen Pol Purnawirawan Anton Enga Tifaona kembali diungkap mantan anak buahnya ketika bertugas di Kalimantan.

Brigjen Pol Purnawirawan Simanungkalit dalam testimoninya saat peresmian patung Anton Enga Tifaona di Simpang Lima, Kota Lewoleba, Lembata, NTT, Jumat (27/1/2023) mengisahkan, ia sangat mengenal baik sosok almarhum Anton Enga Tifaona.

Anton Enga Tifaona sosok komandannya saat ditempatkan pada tahun 1971.

Ketika ia sampai di Martapura, seorang komisaris polisi datang dan turun menyambutnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Catat Kegiatan Usaha di Provinsi NTT Tumbuh Positif Menjadi 44,17 Persen

"Beliau memperkenalkan diri saya kepala staf di sini. Selamat datang. Inilah komandan yang paling saya hormati sampai akhir hayat hidupnya," kenang Simanungkalit.

Pada 1973 saat dipercayakan menjabat Substasion Polairud Sabah Malaysia, ia diantar oleh almarhum Anton Enga Tifaona.

Ketika bertugas, ia bersama anggotanya menangkap kapal penyelundup kayu ke Sebatik.

Sebatik merupakan pulau yang separuh milik Indonesia dan separuhnya lagi milik Malaysia.

Setelah menangkap kapal pengangkut kayu itu, ia langsung melaporkannya kepada atasannya almarhum Anton Enga Tifaona.

Baca Juga: Bank BCA sebut Laba Bersih Tumbuh 26,6 persen Menjadi Rp40,7 Triliun di Tahun 2022

Komandannya pun tidak berlama-lama dan langsung perintahkan untuk menyerahkannya ke pengadilan, dan kapalnya disita untuk menjadi milik negara dan dipakai Korps Polairud untuk patroli.

Kemudian,lanjut Simanungkalit, setelah banyak berkembang ada kapal penyelundup yang datang dari Tawau yang ditangkap.

Ketika itu, perintahnya pun jelas, harus melalui Beacukai dan ia tidak pernah berurusan dengan orang yang bersangkutan atau pemilik kapal.

Tahun 1995 saat patroli membawa kapal. Kapal itu haluan ke selat Kalimantan mau ke Singapura ditangkap dan menurut kapten kapal mau ke Surabaya. Kapten kapal tidak pernah mau jujur. Jadi pada waktu itu beliau tegas.

Halaman:

Editor: Yance Jengamal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X