VBL dan ESK pada judul diatas adalah inisial inisial nama dari dua orang yang saat ini berada di NTT. Untuk inisial VBL mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat NTT bahkan Indonesia, ya VBL adalah inisial dari nama Gubernur NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Lantas siapakah ESK? mengapa namanya bisa disandingkan dengan VBL pada kolom judul? ESK adalah warga NTT asal Malaka yang sejak tahun 1996 memutuskan untuk merantau ke pulau Sumba, tepatnya di Kabupaten Sumba Timur.
Berbagai usaha digelutinya untuk menyambung hidup di pulau rantauan. Dari ojek hingga penjual ikan keliling tidak dilewatkannya, tujuannya hanya satu yakni untuk bisa bertahan hidup. Apakah hal ini mampu mengubah hidup ESK? Tidak.
Tantangan hidup sesungguhnya datang saat ia menikah dengan gadis asal Sumba Timur. Ia dituntut bekerja lebih keras untuk menyambung hidup isteri dan anaknya.
Baca Juga: Siap-siap Bakal Dapat Dobel THR! Bansos BNPT 2023 Cair Lagi
Tahun 2018 adalah tahun dimana ESK masih terus bergelut dengan pekerjaannya sebagai penjual ikan keliling. Hingga waktunya tiba tepat di penghujung tahun 2018.
Saat itu dirinya dan ratusan masyarakat lainnya menghadiri pertemuan dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Ia mengikuti dengan cermat semua penjelasan dari Gubernur yang terkenal kontroversial itu. Dari semua pernyataan yang ada, Kelor menjadi hal yang paling berkesan di hatinya. Dirinya perlahan-lahan membanting setir dari penjual ikan dan mulai menggeluti usaha tanaman kelor.
Niat yang tinggi, tekun dan kerja keras adalah tiga hal yang terus melekat dalam diri ESK. Bermodalkan sebuah Handphone android, dirinya belajar menggeluti dunia kelor melalui Chanel YouTube Dedy Krisnadi, pemilik Dapur Kelor. Banyak hal yang dia pelajari dari Chanel ini.
Baca Juga: Toni Kross Pastikan Bertahan di Madrid, Luka Modric Menyusul
Hari demi hari, ESK terus belajar tanpah lelah. Bubuk Kelor adalah hal pertama yang ia coba pelajari. Siapa sangka, buah dari kegigihannya mampu membuat bubuk Kelor. Setelah berhasil membuat bubuk kelor, dirinya mendapat tantangan baru tentang di mana produk itu akan dipasarkan? Tidak ada pilihan lain, ESK harus keliling untuk menjual produk yang telah dihasilkan ini.
Dikutip dari Kompas.com, produk bubuk Kelor pertama ESK dibeli oleh kelurahan Malumbi Sumba Timur sebesar Rp 5 juta. Inilah awal kisah hidup sukses seorang ESK yang dulunya tidak pernah dianggap keberadaannya, saat ini telah menjadi seorang pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan.
Saat ini ESK telah membangun rumah dan membeli sebuah mobil baru. ESK adalah inisial dari pemilik nama lengkap Edi Seran Klau. Keberadaannya telah diperhitungkan di pulau Sumba saat ini, lantaran hanya bermodalkan niat yang tinggi, tekun dan bekerja keras ia mampu menciptakan lapangan kerja.
Baca Juga: Pentingkah Baju Baru di Hari Lebaran? Ini Kata NU
VBL dan ESK adalah inisial nama dari dua orang yang memiliki hubungan sebab akibat. Sebab VBL menggaungkan kelor sejak 2018 silam, dan ternyata mampu mendorong ESK untuk bekerja dan mendapat keuntungan yang luar biasa seperti saat ini.
Hingga saat ini, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat terus dan terus menggaungkan tentang keunggulan dari tanaman Kelor. Terakhir saat kunjungan kerjanya ke seluruh kabupaten di Pulau Timor baru - baru ini, Kelor masih terus digaungkannya. Dari pengamatan penulis sejauh ini, ada 4 (empat) kelompok yang bisa dikategorikan saat Gubernur menggaungkan tentang tanaman kelor.
Artikel Terkait
Kembangkan Produk Kelor di Sumba Timur, Eduardus Seran Klau Raup Untung Rp70 Juta Per Bulan
Gubernur NTT Minta TNI Angkatan Udara Kelola 10 Desa Khusus Budidaya Kelor
Diminta Gubernur NTT, Kepala Staf Angkatan Udara Setujui Pengelolaan 10 Desa Kelor di Provinsi NTT
Kunjungi SMAN 1 Kupang, Julie Sutrisno Laiskodat Kampanyekan Makan Ikan dan Kelor
Kemarau di NTT Mulai April, Pemprov NTT Dorong Petani Tanam Palawija, Sorgum, Jagung dan Kelor