Pangan di Jemari Perempuan Tani

- Kamis, 20 April 2023 | 12:17 WIB
Antonius Babo Wea, Staff Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES). (dok. victorynews.id)
Antonius Babo Wea, Staff Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES). (dok. victorynews.id)

PANGAN adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap manusia.

Sebagai kebutuhan yang paling mendasar, maka kebutuhan akan pangan harus selalu ada dan tersedia.

Ketersediaan pangan menuntut kerja keras dari semua insan baik perempuan maupun laki-laki.

Berbicara tentang pangan dalam ruang lingkup atau perspektif gender bagi kaum perempuan tani di pedesaan akan kita temukan kenyataan bahwa perempuan tani memiliki peran yang maha besar.

Baca Juga: Begini Penjelasan Tentang Gerhana Matahari Hibrida di Langit Indonesia, Hari Ini

Hal ini dapat kita lihat dari keikutsertaan mereka dari prosesproduksi pangan.

Sejak pagi hari hingga petang menyapa perempuan tani berada di ladang atau sawah. Mereka ikut serta berjuang mulai dari proses persiapan lahan, penanaman, perawatan hingga pemanenan.

Sepulang dari ladang atau sawah perempuan tani kembali berjuang mengepulkan asap di dapur dan berjuang lagi untuk proses pengolahan hingga penyajian pangan bagi keluarga.

Peran perempuan ini terus berulang sepnajng hayat dikandung badannya seorang perempuan tani.

Baca Juga: Gubernur NTT Resmikan Gedung Susteran Alma di Tuak Daun Merah

Peran besar perempuan tani inilah yang mesti disadari sejak dini.

Kesadaran akan peran perempuan tani dalam urusannya dengan masalah pangan akan dapat membangkitkan kesadaran baru tentang persamaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki.

Kesadaran untuk memulai suatu babak baru di mana perempuan tidak lagi dimarginalkan atau perempuan dinomorduakan dalam banyak urusan dan kepentingan.

Baca Juga: Sepele, Inilah 9 Kebiasaan Orang Indonesia yang Bisa Bikin Orang Malaysia Shock

Kesadaran ini akan menyibak tirai pembatas yang membelenggu kebebasan kaum perempuan tani terlebih bagi mereka yang berdiam di pedesaan yang kuat menganut budaya patriarkat.

Halaman:

Editor: Paschal Seran

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pelajaran Penting untuk Perseftim Flores Timur

Rabu, 30 Agustus 2023 | 22:17 WIB

Pendidikan Pancasila Pembangunan Karakter Indonesia

Rabu, 30 Agustus 2023 | 05:15 WIB

P5 dan Sekolah yang Hidup

Selasa, 29 Agustus 2023 | 16:35 WIB

Gotong Royong Membangun Pendidikan NTT

Jumat, 25 Agustus 2023 | 08:51 WIB

Mewaspadai Demagog di Politik Indonesia

Minggu, 20 Agustus 2023 | 10:36 WIB

Menanamkan Nilai Karakter Peduli Lingkungan

Rabu, 16 Agustus 2023 | 14:05 WIB

Menggagalkan Koalisi Parpol Oligarki di Pemilu 2024

Senin, 14 Agustus 2023 | 20:50 WIB

Bermain Bola Bukan Berkelahi

Rabu, 9 Agustus 2023 | 07:50 WIB

Mencari Pemimpin Bermental Leader Bukan Dealer

Kamis, 27 Juli 2023 | 04:50 WIB

Makna Sosial Idul Adha

Senin, 3 Juli 2023 | 17:49 WIB

Martabat Manusia di Tengah Kecanggihan Teknologi

Jumat, 30 Juni 2023 | 20:32 WIB

Preventif Kekerasan Verbal

Rabu, 21 Juni 2023 | 21:01 WIB
X