INDONESIA adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Di sana dihuni oleh manusia dari pelbagai macam suku, bangsa, etnis, ras, agama, tradisi, dan budaya.
Segala perbedaan itu dipadukan menjadi satu dalam bingkai payung Bhineka Tunggal Ikha (Berbeda-beda tetapi tetap satu).
Dari sisi political Indonesia juga memiliki pasang surut, jatuh bangun dalam membangun NKRI untuk maju dan bersaing dengan negara-negara lain di dunia.
Sampai 2021 kemarin Indonesia menempati ranking ke-62 dari 72 negara berkaitan dengan literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki literasi terendah.
Baca Juga: KPID Dorong Mahasiswa Jadi Pelopor Literasi Media
Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Devolopment (OECD) pada 2019. Hati sangat sedih ketika melihat dan membaca nomor urut Indonesia yang masuk dalam ranking ke-62 dari 72 negara di dunia.
Bangsa Indonesia memiliki budaya baca yang rendah, maka jelas pasti rendah pula indeks literasinya. Andaikan kala masa orde baru Suharta tidak otoriter, rakus dan tamak selama 32 tahun menjadi presiden maka yang pasti wajah indonesia tidak seperti sekarang ini.
Namun kita mesti bersyukur karena beberapa presiden setelahnya telah menata NKRI ini dengan kerja keras sehingga wajah Indonesia perlahan nampak indah dipandang dari kaca mata dunia.
Ada banyak perubahan dan kemajuan di masa pemerintahan Jokowi selama dua periode memimpin Indonesia. Jokowi adalah Presiden yang melakonkan kinerjanya terukur dan akurat.
Artikel Terkait
SMA St. Alfonsus Weetabula Gelar Festival Literasi
Undana-Save the Children Launching Kurikulum Literasi