Kita perlu mendengar suara Tuhan juga dari kisah rupa-rupa sakit penyakit. Sebelum ada virus Covid-19 ini, sudah lama ada berbagai wabah dunia: SARS, MERS, Flu Burung, HIV/AIDS, DBD, kemudian virus-Babi-Afrika.
Belum lagi penyakit-penyakit kronis yang sudah biasa seperti diabetes, hepatitis, jantung, paru, cancer, dst. Tetapi corona sekarang, betapa dahsyatnya! Di awal, dalam waktu 4 bulan saja, sejak Desember 2019, seluruh dunia goncang oleh ancamannya.
Negara-negara yang kuat pun tak berdaya, berturut-turut: Cina, Italia, Iran, Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, tetangga-tetangga kita: Singapura, Malaysia, Filipina, dll, dan kita: Indonesia. Begitu banyak manusia yang terjangkit, diisolasi, dirawat, cukup banyak yang meninggal, walau memang, lebih banyak yang sembuh.
Baca Juga: Rayakan Misa Kamis Putih, Imam di Lembata Basuh dan Ciumi Kaki Umat
Sampai 20 Maret 2020, sudah 100 lebih negara di dunia terinfeksi virus corona. Ada 203.568 kasus; meninggal 8.225 orang, dan sembuh 82.866 org. Grafik total kasus dan total meninggal, Januari-Maret 2020, meningkat tajam. Indonesia sendiri, sudah 309 kasus (bertambah 82); 25 pasien meninggal, 115 sembuh. NTT: masih steril dari wabah Covid-19, tetapi sudah ada 41 ODP, (Kota Kupang 18; Kabupaten Kupang 2; Lembata 2; Manggarai Barat 7; Sikka 12).
Data Maret 2022: Jawa Barat 2.714 kasus; Jawa Tengah 1.776 kasus; DKI Jakarta 1.706 kasus; Jawa Timur 904 kasus; NTT 886 kasus; DI Yogyakarta: 797 kasus; Banten 653 kasus; Kalimantan Barat 410 kasus; Kalimantan Timur 387 kasus; Sulawesi Tengah 282 kasus; Maluku 4 kasus.
Sementara itu, suasana global ketakutan, kepanikan, kecemasan, pembatasan kontak-langsung (social distancing), malah beberapa negara sudah menutup pintu masuk (lock-down). Indonesia belum, walau sudah ada suara supaya Indonesia juga ikut.
Kebijakan social distancing global berakibat tempat-tempat umum menjadi sepi. Destinasi wisata, hotel, airline, tempat-tempat ibadah, sekolah, beberapa momen olah-raga nasional dan dunia ditunda/dibatalkan.
Secara Nasional, perjalanan-perjalanan dinas keluar negeri dan dalam negeri ditunda. ASN diminta bekerja dari rumah. Gubernur NTT mulai melarang kunjungan ASN keluar daerah; dan menutup perbatasan dengan Timor Leste.
Baca Juga: Ada Balita 3 Tahun di Antara 18 Korban Lakalantas di Papua Bapua Barat
Artikel Terkait
Jelang Perayaan Paskah, Brimob Polda NTT Sterilisasi Empat Gereja Besar di Kota Kupang
Jelang Paskah, ASN di Ende Libur Tanpa Surat Edaran Bupati
Via Dolorosa