Pesawat yang mereka tumpangi jadi tak terkendali dan akhirnya terjun bebas dan meledak di tengah padang dekat Shanville, Pennsylvania Barat pada jam 10.10 pagi.
Tindakan Thomas dan teman-temannya memang tidak menyelamatkan nyawa mereka dari maut tetapi mereka berhasil menggagalkan rencana serangan teroris yang keempat pagi itu yang kemungkinan mau diarahkan ke Gedung Putih, tempat Presiden George W Bush berada.
Baca Juga: Mampu Turunkan Angka Stunting, Gubernur NTT Apresiasi Pemkab Ende
Dua jam sebelum kecelakaan maut ini terjadi, sebuah pesawat penumpang yang lain, American Airlines Boeing 767 yang lepas landas dari Bandara Internasional Logan di Boston berhasil dibajak oleh anggota teroris.
Para teroris mengambil alih pesawat dan menabrakkan pesawat itu di menara utara dari menara kembar World Trade Center, tepatnya di lantai 80 dari gedung menara berlantai 110 itu. Menara utara World Trade Center langsung berkobar api dan mulai perlahan ambruk.
Para petugas pemadam kebakaran bertindak sigap. Dalam kurun waktu kurang dari 30 menit mereka berhasil menjadikan menara selatan sebagai base camp dan mencoba menyemprotkan air ke menara utara yang sedang terbakar.
Tragisnya, pada saat inilah, pesawat lain, United Airlines Flight 175, tiba-tiba saja seolah-olah keluar dari kumpulan awan pesawat itu menghajar menara selatan di lantai 60, tempat para pemadam kebakaran sedang sibuk bekerja.
Ratap tangis dan jerit kematian memenuhi dua menara kembar yang menjadi symbol mega kuasa Amerika di bidang ekonomi dan pasar global.
Alarm tanda darurat perang bergema di ruang-ruang Pentagon di Washington, tempat para petinggi militer Amerika merencanakan semua taktik dan strategi perang.
Mereka sadar Amerika sedang diserang musuh. Mereka harus segera mengambil tindakan militer untuk mempertahan negara mereka.
Sayangnya, sebelum mereka sempat mengambil tindakan nyata, sebuah pesawat lain, American Airlines Flight 77 menabrak sisi sebelah barat Gedung Pentagon, gedung yang menjadi symbol kekuasaan militer Amerika di mata dunia dan membunuh 125 anggota militer.
Serangan teroris pada hari Selasa 11 September 2001 yang lazimnya dikenal dengan nama Serangan 11 September itu membunuh lebih dari 3000 orang, melukai puluhan ribu yang lain dan menyebabkan kerugian terbesar dalam sejarah Amerika.
Artikel Terkait
Napi Teroris di Lapas Kupang Bebas Dalam Waktu Dekat, Salah Satunya Sulit Berinteraksi
Densus 88 Tangkap Lima Orang Teroris di Tangsel
Dinilai Tampung Teroris, Finlandia dan Swedia Masih Ditolak Masuk NATO