Sore hari pada hari yang sama, dari Gedung Putih Washington, Presiden George W. Bush mengumumkan perkabungan nasional lewat pidato kenegaraannya dan sekaligus secara resmi mendeklarasikan perang terhadap terorisme.
Baca Juga: Rakyat Inggris Berikan Penghormatan Terakhir Kepada Mendiang Ratu Elizabet II di Sepanjang Jalan
Dekonstruksi Terorisme
Lima minggu setelah serangan itu, Jacques Derrida, seorang Filsuf Perancis yang terkenal dengan teori dekonstruksinya diwawancarai oleh Giovanna Borradori, seorang dosen filsafat di Vassar College.
Di dalam wawancara itu, Giovanna Borradori bertanya pada Derrida tentang pandangannya berkaitan dengan peristiwa 11 September.
Sebagaimana ciri khas Derrida yang suka membongkar, dia memulai mengemukakan pendapatnya dengan membongkar konsep penamaan 11 September pada peristiwa serangan teroris itu. Menurut dia, penamaan 11 September itu mempunyai muatan politik.
Amerika dan media sedang mencoba mengkonstruksi opini dengan mengarahkan perhatian publik hanya pada peristiwa 11 September.
Baca Juga: Terkait Klaim Kawasan Pantai Nunbaun Delha, Dinas LHK Kota Kupang Tidak Pernah Keluarkan Ijin
Tujuan mereka adalah supaya publik lupa pada sepak terjang Amerika sebelum tanggal itu yang sebenarnya jadi alasan kenapa serangan itu terjadi.
Derrida kemudian dengan beraninya menyebut serangan teroris yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 itu sebagai tindakan bunuh diri simbolis.
Karena itu, teori terorisme buatan Amerika, menurut Derrida, harus didekonstruksi (dibongkar).
Artikel Terkait
Napi Teroris di Lapas Kupang Bebas Dalam Waktu Dekat, Salah Satunya Sulit Berinteraksi
Densus 88 Tangkap Lima Orang Teroris di Tangsel
Dinilai Tampung Teroris, Finlandia dan Swedia Masih Ditolak Masuk NATO