KETUA umum dan Wakil Ketua Asprov PSSI NTT Chris Mboiek dan Ridwan Ansar, ketika mengemban amanah dari Askab dan Askot PSSI NTT, langsung mengambil langkah cepat dalam pengelolaan sepak bola menuju Prestasi.
Kinerja Chris dan Ridwan yang didukung oleh pengurus lainnya termasuk yang berlatar belakang mantan pemain sepak bola, membuat atmosfir sepak bola NTT bangkit dan mengalami sebuah perubahan yang cukup membanggakan.
Kepengurusan Asprov PSSI yang baru seumur jagung, mampu didesain oleh Chris dan Ridwan menjadi sebuah kekuatan sepak bola di Indonesia bagian timur yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste dan Benua Australia menjadi kenyataan.
Kinerja Kolaborasi ini di mulai dengan sepak bola putri piala Kartini di Bandung, dimana tim tersebut berhasil lolos sampai babak semifinal walaupun akhirnya hanya menempati urutan ke-empat.
Langkah selanjutnya adalah mengikuti turnamen sepak bola pantai di Bali dan menempati urutan ke-dua. Semua ini menjadi awal yang baik demi kemajuan sepak bola NTT berbasis kinerja Kolaborasi.
Membangun komunikasi yang baik antara pengurus Asprov PSSI dengan Askab, Askot, Klub se- NTT, Pemerintah dan Swasta serta selalu berkoordinasi dengan PSSI Pusat, menjadi kekuatan dan strategi Chris dan Ridwan untuk berbuat yang terbaik bagi sepak bola NTT Bangkit menuju Prestasi baik secara tim maupun perorangan.
Baca Juga: Ini Sosok Marselino Ferdinan, Wonder Kid Indonesia Keturunan Boua, Bajawa, NTT
Komitmen Chris dalam berbagai kesempatan selalu memberi motivasi bagi semua pihak untuk mendukung bangkitnya sepak bola NTT, karena talenta yang dimiliki oleh anak-anak FLOBAMORATA tidak kalah saing dengan anak-anak dari daerah/provinsi yang sepak bolanya telah berkembang pesat.
Kepemimpinan Chris Mboiek dan Ridwan Ansar memberikan bukti sebuah Kinerja Kolaborasi yang sangat baik, Mengapa?
Karena Chris dan Ridwan tahu bahwa pasar yang tepat untuk menjaring pemain-pemain yang berbakat sebagai pesepakbola itu ada di Sekolah.
Baca Juga: Adriana Ngailu, Juara Lomba Melukis UPTD Taman Budaya NTT
Sedangkan program untuk pembinaan dan kompetisi itu ada di Dispora dan Dinas P dan K. Tindakan nyata yang dilakukan oleh Chris dan Ridwan adalah mengundang Kadipsora NTT Hildegardis Bria Seran dan Kadis P dan K NTT Linus Lusi, mengadakan rapat untuk menentukan unjuk kerja sistim kolaborasi tiga batu tungku (Asprov, Dispora, Dinas P dan K).
Kolaborasi itu terbukti ketika berlangsungnya liga pelajar antar sekolah yang dilaksanakan oleh masing-masing gugus di setiap kabupaten/kota yang melibatkan siswa SMA/SMK.
Kompetisi yang dilaksanakan oleh setiap Askab/Askot bekerja sama dengan sekolah akhirnya memberi hasil positif bagi masing-masing daerah untuk menyeleksi pemain mengikuti kompetisi aras provinsi yaitu Liga Pelajar Soeratin U-17 yang dilaksanakan di Ende – Flores.
Penetapan kompetisi yang mempertemukan Liga Pelajar dan Soeratin U-17 ditentang oleh banyak orang, mereka mengganggap bahwa ini kinerja yang tidak bagus, padahal ide/gagasan gabungan kompetisi ini telah disepakati pada Kongres Tahunan Asprov PSSI NTT.
Baca Juga: Jelang Timnas Indonesia U-20 Kontra Vietnam di Kualifikasi Piala Asia, Ini Ajakan Shin Tae Yong
Artikel Terkait
Pra Popnas 2022: Laga Tim Sepak Bola NTT Versus Sulawesi Barat Dihentikan, Ini Alasannya!!
Pra Popnas 2022: Hasil Keputusan, Tim Sepak Bola Pra Popnas NTT Menang WO Atas Sulawesi Barat
Pra Popnas 2022 Kaltim: Komitmen Tim Sepak Bola Pra Popnas NTT Tantang Jawa Timur Pagi Ini
Bungkam Jawa Timur 2-0, Tim Sepak Bola Pra Popnas NTT, Buah Tangan Perdana PSSI NTT Lolos Popnas 2023
4 Selebrasi Unik Pendukung dan Tim Pra Popnas NTT: Pelatih Push Up, Jai Bersama, Hingga Derai Air Mata
Pak Polisi Bertangan Dingin, Bripka Ibnuh Sanda di Tim Sepak Bola Pra Popnas NTT