Literasi: Batu Sendi Kompetensi dan Prestasi

- Kamis, 13 Oktober 2022 | 21:59 WIB
Albertus Muda, S.Ag, Sosialisator Program Literasi Nasional 2022. (Dok. victorynews.id)
Albertus Muda, S.Ag, Sosialisator Program Literasi Nasional 2022. (Dok. victorynews.id)

SEKOLAH adalah rumah idaman literasi bagi guru dan siswa. Kepala Sekolah sebagai motivator utama dan eksekutor anggaran.

Hidup matinya literasi di sekolah ada di tangan Tim Literasi Sekolah. Kepala Sekolah menyiramnya dengan ketersediaan anggaran.

Kompetensi siswa, guru dan kepala sekolah akan semakin baik, dari waktu ke waktu, apabila berbagai program literasi yang ditawarkan, entah melalui media sosial maupun melalui kehadiran langsung para sosialisator ke sekolah merupakan jalan sekaligus pintu gerbang untuk masuk mendalami dan terlibat langsung secara lebih intens tentang literasi sekolah.

Baca Juga: Launching Buku Lembata dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya diwarnai Bagi Buku Gratis

Dalam launching buku, "Lembata dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya," karya sejarahwan, Thomad B Ataladjar, saya berkesimpulan bahwa geliat literasi di Lembata yang nota bene kabupaten literasi masih memprihatinkan.

Hal ini berdasarkan masukan dan sentilan dari beberapa peserta launching dan seminar.

Dalam konteks membangun sumber daya manusia, maka literasi bukan sebatas konsumsi kelompok tertentu yang eksklusif, seperti para pegiat, penggerak dan sosialisator.

Baca Juga: Ini Penjelasan soal Tujuan Penulisan Buku Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya

Literasi mesti menjadi medan kolaborasi untuk belajar bersama, saling mengingatkan, memotivasi bahkan sedikit memaksa agar gerakan literasi dasar yang mencakup enam bidang, benar-benar menjadi milik sekolah dan masyarakat.

Lebih dari iru, sekolah dan masyarakat mempunyai sense of belonging terhadap literasi sekolah.

Literasi Mesti Merasuk

Literasi mesti membuat setiap orang merasa tidak nyaman agar membuka diri untuk belajar dan setia bertekun untuk sebuah perubahan.

Literasi mesti menjadi sebuah ekosistem pembelajaran sehingga para siswa, guru dan kepala sekolah juga masyarakat umumnya saling merasa membutuhkan satu sama lain.

Masing-masing akan merasa ada sesuatu yang kurang bahkan hilang jika tidak berada pada jalur menggelorakan literasi.

Halaman:

Editor: Paschal Seran

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Politik dalam Budaya

Selasa, 23 Mei 2023 | 12:41 WIB

Misi Gereja Masa Kini

Rabu, 17 Mei 2023 | 20:03 WIB

Antara Urusan Politik dan Urusan Keluarga

Jumat, 12 Mei 2023 | 06:55 WIB

Polisi Kembali Kepada Jati Dirinya

Senin, 8 Mei 2023 | 23:59 WIB

Pemilu 2024 dan Kepemimpinan Daerah

Kamis, 4 Mei 2023 | 09:50 WIB

Pangan di Jemari Perempuan Tani

Kamis, 20 April 2023 | 12:17 WIB

Antara VBL, ESK, dan Kelor Perubahan

Selasa, 18 April 2023 | 13:36 WIB

Membaca Moral-Menggugat Kekuasaan

Selasa, 28 Maret 2023 | 23:43 WIB
X