SOE, VICTORYNEWS--Mama Marlinda Nau dari Komunitas Lakoat Kujawas di Desa Taeftob, TTS, NTT akan memasak dan menghidangkan jagung bose, khas NTT di Kassel, Jerman pada tamggal 25 Juni 2022 waktu Jerman.
Mama Marlinda Nau yang merupakan pegiat pangan lokal dari Komunitas Lakoat Kujawas akan memasak jagung bose di dapur umum yang ada di Kota Kassel, Jerman.
Kepada victorynews.id Kamis, (23/6/2022) Mama Marlinda Nau, pukul 05.00 waktu Jerman mengatakan sedang mempersiapkan diri karena akan mewakili Indonesia untuk memasak jagung bose pangan lokal khas NTT di dapur umum Jerman tanggal 25 Juni mendatang.

Jagung bose, pangan lokal khas NTT. (masakandapurku.com)
Mama Marlinda Nau atau yang akrab disapa Mama Fun saat ini sedang mewakili Komunitas Lakoat Kujawas mengikuti ajang New Rural Agenda Summit yang jadi bagian dari Documenta Fifteen di Kassel Jerman.
Dikutip dari Facebook Dicky Senda, penggagas Komunitas Lakoat Kujawas, Mama Marlinda Nau mengikuti New Rural Agenda Summit, sebuah konferensi tingkat tinggi seniman dan masyarakat adat dari berbagai penjuru dunia yang mendeklarasikan janji dalam banyak bahasa ibu tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Konferensi ini melibatkan 66 perwakilan dari Colombia, Spanyol, Argentina, China, Bangladesh, Afrika Selatan hingga Mali, termasuk Indonesia, untuk mendeklarasikan isu-isu terkait lingkungan dan ruang hidup.
Ajang ini diinisiasi oleh Jatiwangi Art Factory di Majalengka Jawa Barat.
Sementara Documenta Fifteen merupakan ajang seni rupa lima tahunan terbesar di dunia.
Dicky Senda mengatakan ajang ini merupakan bentuk apreasiasi yang diberikan pada Komunitas Lakoat Kujawas yang selama ini fokus melestarikan pangan lokal dan lingkungan hidup.
Baca Juga: Gara-Gara Pangan Lokal, Mama Marlinda Nau Diundang dari Desa Taeftob TTS ke Kassel Jerman
Dicky Senda mengatakan, selama ini Mama Fun sangat aktif di Komunitas Lakoat kujawas dengan terus bereksperimen, memasak, menulis, dan berbagi tentang resep-resep pangan lokal yang sudah pernah ada sebelumnya dan ragam makananan lain yang bisa dibuat dengan memanfaatkan bahan -bahan lokal yang ada di desa.
Menurut Dicky, Komunitas Lakoat Kujawas berkomitmen untuk terus mendukung eksistensi masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan dan ruang hidup, mendukung dan memberi ruang bagi perempuan dan generasi muda pada kerja-kerja kolektif terkait pelestarian pengetahuan lokal dan ekologi.
"Untuk kampung sebagai ruang hidup yang lebe bae, adil dan lestari buat semua. Dari desa Taiftob untuk bumi yang lebih baik," tandasnya.***
Artikel Terkait
Peneliti Universitas Melbourne, Australia Dalami Kekayaan Pangan Lokal di Lembata, NTT
Kreatif! Mahasiswa Asal Kota Komba Utara Matim Olah Pangan Lokal Untuk Dijual
OSIS SMK Negeri 6 Kupang Gelar Pentas Seni dan Pameran Pangan Lokal
Gara-Gara Pangan Lokal, Mama Marlinda Nau Diundang dari Desa Taeftob TTS ke Kassel Jerman